Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peduli Sedari Dini

Kompas.com - 28/10/2009, 05:22 WIB

Kehilangan payudara juga merupakan kekhawatiran besar lantaran adakalanya membuat perempuan merasa tidak sempurna lagi sehingga dukungan keluarga, termasuk pendamping hidup, sangat diperlukan.

Ketidakmengertian keluarga terkadang ikut mendorong pasien untuk menempuh pengobatan yang tidak rasional, atau ”pengobatan alternatif”. Setelah penyakitnya memburuk, pada akhirnya pasien kembali ke rumah sakit, tetapi kanker sudah semakin menyebar.

Pembunuh perempuan

”Kanker payudara masih menjadi penyakit yang terabaikan, padahal masalahnya sangat besar,” ujar Sutjipto. Di dunia muncul sekitar 1.050.000 kasus baru. Di Indonesia, kanker payudara dan leher rahim merupakan dua kanker terbanyak penderitanya. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2007, kanker payudara menempati urutan pertama di Indonesia (21,69 persen).

Beberapa tahun belakangan, usia penderita semakin muda seiring dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. ”Baru-baru ini saya menangani dua kasus kanker payudara pada perempuan berusia 15 tahun,” kata Sutjipto.

Penyakit kanker payudara cenderung meningkat 0,5 hingga 3 persen setiap tahun di semua negara, baik di negara maju maupun sedang berkembang.

Gejala kanker

Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Tanda lain yang mungkin timbul adalah benjolan di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu, dan perubahan warna atau tekstur kulit payudara.

Kardinah dari Seksi Ilmiah Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta menambahkan, skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter.

”Peran puskesmas dan posyandu harus digiatkan untuk penyuluhan mengenai kanker payudara,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com