Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psoriasis, Bukan Sekadar Penyakit Kulit

Kompas.com - 29/10/2009, 14:37 WIB

KOMPAS.com - Tanggal 29 Oktober adalah “Hari Psoriasis Dunia”, namun buat sebagian orang Psoriasis tidak dikenal. Psoriasis adalah penyakit autoimun (sistim kekebalan yang menyerang tubuh sendiri), bersifat menahun dan berulang, yang ditandai dengan bercak bercak kemerahan pada kulit yang berbatas tegas dengan sisik kasar, berlapis lapis dan transparan yang dapat menyerang berbagai usia, pria maupun wanita tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi.

Meski penyakit ini relatif tak dikenal, namun di Indonesia prevelansi penderitanya cukup besar, yakni 1-3 persen dari seluruh populasi. Ini berarti ada sekitar 2-6 juta penderita. Meski tidak mematikan dan tidak menular, namun pastinya menurunkan kualitas hidup penderitanya, bahkan Psoriatic Arthritis dapat menyebabkan cacat permanen seumur hidup.

Psoriasis adalah penyakit yang jauh lebih dalam dari hanya sekedar penyakit kulit yang gatal-gatal saja dan merah-merah disekujur tubuh pasien. Jika psoriasis hanya pada lengan dapat dikatakan ringan dan hanya masalah kecil, namun banyak sekali yang tidak tahu jika psoriasis adalah penyakit yang sangat menjengkelkan, menyedihkan bahkan menjadikan pasien putus asa jika terjadi kekambuhan dari tingkat sedang hingga parah ke seluruh tubuh.

Punggung atau bagian tubuh lainnya hampir tertutup dengan kulit merah bersisik, demikian juga dari kaki, bokong, paha, tangan, leher, telinga dan kulit kepala. Rasa gatal dan perih saat kambuh membuat pasien akan sangat  menderita.

Saat kondisi kulit sangat kering (over dry), ketika akan melakukan kegiatan, lutut atau betis serta lengan penderita psoriasis akan sulit digerakkan bukan karena nyeri namun karena kulit yang menebal dan bersisik menyebabkan gerakan seperti terhambat sulit digerakan bagaikan kulit ditempeli lakban bahkan sering terjadi kulit yang kering tersebut pecah/merekah dan berdarah.

Membuat minder

Kondisi tersebut tak jarang membuat para penderita psoriasis menjadi minder, malu dan hilang kepercayaan diri, misalnya dalam hal berpakaian atau kegiatan di luar rumah yang membutuhkan pakaian yang minim seperti berenang, olah raga, baju lengan pendek dan rok bagi penderita wanita. Belum lagi serpihan kulit mengelupas yang berjatuhan mengotori pakaian dan lingkungan di sekitar penderita beraktivitas, sungguh membuat malu dan tidak sedap dipandang orang sekitarnya.

Para penderita psoriasis sendiri lebih suka menyembunyikan kelainan kulitnya dengan pakaian yang menutupi bagian tubuh yang terkena. Bahkan pada psoriasis yang menyerang wajah atau bagian yang tidak bisa ditutupi lagi, penderita akan malu dan enggan beraktivitas keluar rumah dan bertemu dengan orang-orang. Hal ini pula yang membuat psoriasis tidak dikenal dan diketahui orang, sehingga diperlukan lebih banyak sosialisasi tentang psoriasis di tengah masyarakat utamanya yang menegaskan bahwa penyakit ini tidak menular.

Dalam diskusi penderita di Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia (YPPI) ditemukan beberapa kasus diskriminasi di dunia kerja terhadap penderita psoriasis, dimana penderita diberhentikan dari pekerjaannya karena bagian tubuhnya yang terlihat seperti lengan dan wajah tampak bercak-bercak merah bersisik. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi. Psoriasis adalah penyakit kulit yang tidak menular, sekali lagi tidak menular.

Tidak ada sebuah kasus psoriasis yang terjadi karena kontak dengan penderita psoriasis lain misalnya berjabat tangan dan berpelukan. Psoriasis adalah kelainan genetik dan autoimun (sistim kekebalan yang menyerang tubuh sendiri) bukan penyakit infeksi apalagi menular. Jika masyarakat paham akan hal ini, kejadian menyakitkan seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi. Tidak layak seorangpun dikeluarkan dari pekerjaannya karena kulitnya menderita psoriasis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com