Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camilan Berlemak: Pelarian Bagi Wanita Stres?

Kompas.com - 06/11/2009, 18:45 WIB

KOMPAS.com - Sebuah studi yang melibatkan 600 wanita sebagai responden, yang dilakukan di University of California, San Fransisco, menyatakan bahwa wanita yang mengalami kehilangan pekerjaan, putus cinta, anak yang tak bisa diam, penyakit kronis, atasan yang sangat teliti, atau tagihan yang menggunung, cenderung “lari” ke makanan berlemak.

Sebagian besar wanita sebenarnya menyadari bahwa pola makan dirinya sudah di luar kontrol. Usaha mereka untuk mengembalikan kontrol atas kejadian ini adalah dengan membatasi diri, misal dengan cara melewatkan waktu makan. Sementara ketika mereka melewatkan waktu makan, mereka akan merasa lapar di lain waktu, untuk kemudian mengemil makanan berlemak, seperti cokelat, keripik kentang, dan makanan cepat saji. Namun, membuat diri lapar untuk kemudian memuaskan diri dengan makanan berlemak bisa menjurus kepada metabolisme lambat, penimbunan lemak dan penambahan berat badan.

Para wanita yang ingin mendapatkan berat badan yang lebih sehat dan stabil disarankan untuk menyelesaikan masalah pada siklus makannya. Untuk bisa menyelesaikan hal tersebut, perlu diketahui apa yang menjadi akar permasalahan emosional di belakangnya. UCSF menyarankan agar mereka, yang berada dalam stres kronis, memisahkan rasa lapar emosional dari rasa lapar secara fisik, agar bisa meregulasi tubuhnya lebih baik.

Elissa Epel, psikolog UCSF mengatakan, stres kronis benar-benar membunuh kemampuan seseorang untuk bisa mengawasi kebiasaan makan seseorang. Di masa junk food yang amat berjaya seperti sekarang ini, kita benar-benar perlu mengukur dan mengawasi apa saja yang masuk ke tubuh kita. Karena aktivitas makan adalah kegiatan yang bisa kita lakukan secara otomatis dan bisa berlebihan jika pikiran kita tidak memperhatikan atau fokus terhadap makanan yang sedang kita makan.

Agar para wanita bisa lebih sehat, diperlukan kesadaran dan kemauan untuk membedakan antara memberi makanan untuk tubuh sesuai yang dibutuhkan untuk kesehatan, dengan keinginan untuk makan karena keinginan si otak untuk melawan stres. Namun, sayangnya dalam jurnal tersebut belum disebutkan bagaimana mengubah pola makan saat sedang stres berlangsung, karena kebiasaan ini sudah terbukti berlangsung secara otomatis. Bagaimana dengan Anda, punya tips untuk mengatasi kebiasaan tersebut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com