Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Pakar tentang Diet Detoks?

Kompas.com - 12/11/2009, 14:59 WIB

KOMPAS.com - Ada banyak diet dengan metode pembuangan racun (detoksifikasi) yang kita kenal. Dari mengonsumsi jus selama beberapa hari, hingga menggunakan teh herbal yang membuat kita kerap buang air besar. Namun diet detoks seperti apa yang cukup efektif, dan apa yang tidak baik? Metode apa pula yang tidak membahayakan kesehatan? Coba kita tanyakan kepada beberapa ahli gizi berikut ini.

Program detox 21 hari
Dalam blog-nya, Goop, Gwyneth Paltrow menuliskan betapa ia merasa cocok dengan Clean Detox Program yang diperkenalkan oleh Alejandro Junger, MD. Program selama 3 minggu ini mengharuskan Anda mengonsumsi hanya jus segar dan makanan yang sangat ringan. Hasilnya, menurut para penganut diet detoks ini, tubuh terasa begitu ringan dan bersih.

Kata pakar: “Pembersihan ini hanya mengizinkan satu kali makan per hari, yang tentunya lebih baik daripada melewatkan seluruh makanan padat," ujar Thomas Sterry, MD, dokter bedah plastik dari New York yang juga memegang gelar di bidang exercise physiology. Namun, menurutnya pembatasan kalori yang ekstrim dapat terlalu berat untuk sebagian orang. Lebih baik jika kita mengubah beberapa kebiasaan tidak sehat, seperti mengurangi minum soda. “Tidak perlu diragukan bahwa apa yang Anda masukkan ke dalam tubuh meninggalkan jejak pada penampilan fisik Anda," katanya. "Saya sendiri sering frustrasi dengan pasien yang tidak tahu mengapa kebiasaan minum soda itu membuat kulit mereka kusam dan kekurangan energi."

Obat pencuci perut herbal
Anda tentu mengetahui produk teh herbal yang disebutkan memiliki kemampuan detoks, atau mencuci perut. Teh yang dibuat dari daun tumbuhan senna ini diklaim merupakan cara alami untuk membersihkan usus.

Kata pakar: Sebaiknya, Anda menghindari produk-produk dengan kandungan senna di dalamnya. Menurut Dr Sterry dan para pakar lain, pemakaian senna secara sembarangan dapat berbahaya. "Karena efek sampingnya yang serius, termasuk mual, diare, dan kram yang parah, saya tidak menyarankan penggunaan obat pencuci perut senna," kata Dr Sterry.

Ia juga mengatakan bahwa tidak ada ilmu yang mendukung manfaat pembersihan usus. Di dalam perut justru terdapat bakteri yang penting, yang dapat terbuang dengan pembersihan usus tersebut. Padahal bakteri tersebut diperlukan agar usus dapat melakukan pembersihan alami.

Minum jus sepanjang hari
Anda hanya minum jus segar sepanjang hari, ditambah dengan dua snack dan satu hidangan vegetarian, selama tiga hari. 

Kata pakar: Asupan snack membuat program ini lebih baik daripada sekadar mengonsumsi jus. Fred Hahn, ahli gizi dan fitness trainer dari New York City, dan penulis The Slow Burn Fitness Revolution, mengatakan bahwa Anda mungkin saja akan kehilangan lemak, dan hal ini merupakan sesuatu yang baik. “Sel-sel lemak mengandung racun, seperti pestisida, dan semakin banyak lemak yang dibuang, semakin sedikit racun yang disimpan di dalam tubuh," katanya. Namun Anda perlu berhati-hati dengan pembatasan kalori dalam jangka panjang dalam program ini. "Anda bisa kehilangan jaringan otot."

Konsep Quantum Wellness
Dalam bukunya, Quantum Wellness, penulis Kathy Freston mempromosikan konsep program pembersihan 21 hari sebagai cara untuk mendapatkan kesejahteraan fisik dan mental. Program ini mengharuskan Anda menyingkirkan alkohol, zat perekat, gula, kafein, dan produk hewani dari pola makan Anda selama tiga minggu.

Kata pakar: Menurut Dr Sterry, kita boleh saja menerapkan konsep ini, namun sebaiknya tetap pertahankan pola makan sehat ini selepas 21 hari. “Daripada hanya membatasinya selama 21 hari saja, lebih baik jadikan ini gaya hidup Anda," katanya. Namun kunci kesuksesan dalam mengonsumsi makanan adalah moderasi. Terlalu sering menikmati dessert atau minum alkohol setiap hari memang tidak menghentikan proses detoksifikasi tubuh secara alami, namun terlalu memanjakan diri dengan hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan.

Teh detoks
Anda tentu pernah menemukan beberapa produk teh untuk detoks, dengan bahan baku yang terdiri atas akar dandelion, kembang sepatu, atau jahe.

Kata pakar: Teh semacam ini boleh saja dikonsumsi asal tidak berlebihan, dan tetap berpegang bahwa tidak ada teh yang memiliki kemampuan detoksifikasi yang dapat langsung terlihat hasilnya. "Ada banyak teh yang diklaim pembuatnya dapat membantu menghilangkan racun pada liver dan organ-organ internal lain," ujar Hahn. “Saya sendiri tidak melihat kebenaran dari semua klaim tersebut, namun secangkir teh tentu menyenangkan. Dan jika Anda lebih memilih teh daripada soda untuk sore hari, Anda tentu akan lebih banyak menghilangkan gula dan mungkin juga kehilangan lemak tubuh."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com