Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Butuh Psikiater?

Kompas.com - 24/11/2009, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Stres sebenarnya salah satu unsur yang dibutuhkan dalam hidup manusia untuk bekerja dan memotivasi diri. Namun demikian, bila stres sudah mengakibatkan kendala dan mempersulit diri, pada saat itulah dibutukan intervensi atau penanganan.

Sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan sendiri untuk mengatasi atau meredakan stres. Beberapa di antaranya adalah membiasakan diri hidup lebih rileks, mengendalikan emosi, bersikap realistis hingga menerapkan gaya hidup sehat seperti tidur cukup dan konsumsi makanan bergizi untuk menghasilkan pikiran yang sehat.

Namun yang tak kalah penting dalam penanganan stres adalah manusia harus berupaya mencari ke dalam diri apa yang menjadi penyebab timbulnya stres. Seperti diutarakan Dr. Kusumawardhani, SpKJ (K), Pelaksana Teknis Kepala Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, menemukan inti persoalan yang menjadi penyebab stres dan mengupayakan penyelesaiannya adalah kunci penanganan stres dalam diri.

"Supaya dapat mengatasi stres, kita harus cari tahu ke dalam diri, apa yang melatarbelakanginya. Setelah itu, upayakan penyelesaiannya. Jika tidak dapat mengatasinya sendiri, inilah saatnya untuk kita untuk datang ke dokter atau psikiater," ungkapnya.

Menurut Dr Kusumawardhani, setelah pasein datang berobat ke psikiater mereka biasanya akan mendapat bantuan bagaimana cara mengatasi stres, baik dengan obat-obatan atau pun dengan cara yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri seperti terapi atau relaksasi.  

"Pasien akan diajarkan oleh psikiater tentang cara relaksasi yang benar sehingga mendapatkan hasil yang baik," ungkapnya.

Pasien juga akan dibantu psikiater dalam mengambil pilihan atau alternatif penyelesaian persoalan yang membuat stres. Biasanya, psikiater akan memberi banyak alternatif pemecahan dan merekomendasikan yang terbaik buat pasien.

"Sepanjang  bisa ditemukan solusinya, pasien diberi kebebasan untuk memilih cara penyelesaian yang tepat.mana yang paling nyaman untuk penderita. Tapi tentunya psikiater juga memiliki keterbatasan," lanjutnya.

Jika ternyata ada masalah yang tidak bisa diatasi, kata Kusumawardhani, harus ada kebesaran hati pasien untuk menerima kondisi tersebut.  "Disitulah yang disebut kita harus menerima hal-hal yang tidak bisa diubah. Jadi kebijaksanaan yang kita butuhkan. Mana hal-hal yang bisa kita ubah, dan mana yang tak bisa kita ubah," terangnya..

Untuk terhindar dari stress, manusia sebenarnya memiliki kontrol atas dirinya sendiri, mana yang perlu diupayakan dan mana yang harus direlakan atau dilepaskan. "Jika itu di luar kendali kita, kita harus bisa menerimanya dengan ikhlas.  Bila kita dapat menerima segala hal di luar kendali kita, kita tidak akan mengalami stres," tandas  Dr Kusumawardhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com