Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Kaki Gajah, Dua Warga Malang Diamputasi

Kompas.com - 24/11/2009, 09:36 WIB

Penyakit kaki gajah disebabkan oleh gigitan nyamuk mansonia, anopheles, dan aides yang menularkan micro filaria (cacing filaria) pada tubuh manusia. Setelah cacing itu hidup di tubuh manusia, maka penderita yang terserang mengalami gejala panas disertai demam selama sekitar satu minggu, ngilu pada bagian tulang, gatal-gatal, sakit kepala dan sakit otot. Inkubasi cacing filariasis memerlukan waktu 28 hari. Inkubasi adalah waktu dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (atau saat penularan) hingga ke saat timbulnya penyakit itu.

Tak hanya di Kabupaten Malang, di Kota Malang juga ditemukan penderita kaki gajah, jumlahnya ada 5 orang. Menurut Kepala Dinkes Kota Malang, dr Enny Sekar Rengganingati, empat penderita kaki gajah di Kota Malang ditemukan sejak 2006. Mereka merupakan pindahan dari Jawa Barat.

“Begitu ditemukan mereka langsung diperiksa petugas medis. Ternyata cacing filariasis-nya sudah bersih. Yang ada tinggal cacat organ tubuh sebagai bawaan dari bekas penyakit kaki gajah itu,” kata Enny Sekar.

Kini keempat bekas penderita kaki gajah itu tinggal di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Sementara itu, seorang penderita kaki gajah lainnya ditemukan di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen. Sama seperi yang di Kedungkandang, penderita di Kelurahan Bareng ini juga sudah bersih dari cacing filariasis.

”Agar tak terkena gigitan nyamuk penyebab kaki gajah, yang paling mudah dilakukan adalah menjaga lingkungan supaya bersih dan sehat. Sebab penularan kaki gajah memang dari gigitan nyamuk,” kata Mursyidah.

Ia mencontohkan, pakaian yang bergelantungan di cantolan di luar lemari sangat disukai nyamuk untuk bersembunyi sehingga penghuni rumah juga rawan terkena gigitan nyamuk. “Jadi, jangan suka menggantung baju. Nyamuk juga berada di daerah yang berhawa lembab dan ada genangan air,” paparnya. (vie/ekn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com