Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Kaki Gajah, Dua Warga Malang Diamputasi

Kompas.com - 24/11/2009, 09:36 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Sebanyak 29 warga Kabupaten Malang yang tersebar di 13 kecamatan ditemukan menderita penyakit kaki gajah sejak tahun 2002. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Mursyidah mengatakan, karena banyaknya warga yang ditemukan menderita penyakit itu, ke-13 kecamatan tersebut dinyatakan sebagai endemis atau sarang penyakit kaki gajah.

Ketiga belas kecamatan yang dinyatakan sebagai endemis kaki gajah itu antara lain Kecamatan Donomulyo, Sumbermanjing Wetan, Bantur, Pagak, Gondanglegi, Ngajum, Dau, Pujon, Gedangan, dan Pagak. Karena dinyatakan endemis, terhadap masyarakat di sana secara rutin dilakukan tes dengan mengambil sampel darah warga pada malam hari.

“Dari 13 kecamatan itu ditemukan adanya 29 penderita kaki gajah. Namun, baru-baru ini kami melakukan tes kembali dan mengambil sampel darah terhadap 100 warga, tidak ditemukan penderita baru alias negatif,” kata Mursyidah.

Walaupun tidak ditemukan adanya penderita baru atau dari sampel yang diambil dinyatakan negatif, kata Mursyidah, pihaknya tetap menurunkan tim survei untuk mengontrol penyebaran penyakit ini.

Data dari Dinkes Kabupaten Malang menyebutkan, sejak tahun 2002 di daerah itu sudah ditemukan 29 penderita penyakit kaki gajah. Dari 29 penderita tersebut, delapan orang di antaranya meninggal dan penyakitnya sudah menyerang alat vital, sedangkan dua orang lainnya kakinya harus diamputasi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Kabupaten Malang Mulyatim Koeswo mengakui, sampai saat ini pihaknya belum menemukan lagi adanya micro filaria (atau cacing filaria) pada nyamuk yang menularkan penyakit kaki gajah.

Namun, kata Mulyatim, secara klinis penyakit kaki gajah memang ada dan Kabupaten Malang menjadi daerah endemis. Menurut dia, berdasarkan kelompok umur, penderita kaki gajah di Malang sebagian besar berusia dewasa hingga lanjut usia. Hanya tiga dari 29 penderita yang berusia remaja.

Ketiganya adalah UN (12), warga Tumpakrejo, Kecamatan Gedangan; AL (11), warga Tegalweru, Kecamatan Dau; dan FI (17), warga Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi.

“Penyakit kaki gajah kami ketahui setelah penderita memeriksakan diri ke puskesmas,” kata Mulyatim.

Untuk mengantisipasi merebaknya penularan penyakit kaki gajah dan melacak penyebabnya, Dinkes Malang rutin melakukan uji sampel darah penderita dan warga pada malam hari. Selain itu, Dinkes juga memberikan salep antijamur dan pengobatan dengan dietyl carbamacyl cytrat (DCC) selama 10 hari dan pemberian obat abendasol.

Penyakit kaki gajah disebabkan oleh gigitan nyamuk mansonia, anopheles, dan aides yang menularkan micro filaria (cacing filaria) pada tubuh manusia. Setelah cacing itu hidup di tubuh manusia, maka penderita yang terserang mengalami gejala panas disertai demam selama sekitar satu minggu, ngilu pada bagian tulang, gatal-gatal, sakit kepala dan sakit otot. Inkubasi cacing filariasis memerlukan waktu 28 hari. Inkubasi adalah waktu dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (atau saat penularan) hingga ke saat timbulnya penyakit itu.

Tak hanya di Kabupaten Malang, di Kota Malang juga ditemukan penderita kaki gajah, jumlahnya ada 5 orang. Menurut Kepala Dinkes Kota Malang, dr Enny Sekar Rengganingati, empat penderita kaki gajah di Kota Malang ditemukan sejak 2006. Mereka merupakan pindahan dari Jawa Barat.

“Begitu ditemukan mereka langsung diperiksa petugas medis. Ternyata cacing filariasis-nya sudah bersih. Yang ada tinggal cacat organ tubuh sebagai bawaan dari bekas penyakit kaki gajah itu,” kata Enny Sekar.

Kini keempat bekas penderita kaki gajah itu tinggal di wilayah Kecamatan Kedungkandang. Sementara itu, seorang penderita kaki gajah lainnya ditemukan di Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen. Sama seperi yang di Kedungkandang, penderita di Kelurahan Bareng ini juga sudah bersih dari cacing filariasis.

”Agar tak terkena gigitan nyamuk penyebab kaki gajah, yang paling mudah dilakukan adalah menjaga lingkungan supaya bersih dan sehat. Sebab penularan kaki gajah memang dari gigitan nyamuk,” kata Mursyidah.

Ia mencontohkan, pakaian yang bergelantungan di cantolan di luar lemari sangat disukai nyamuk untuk bersembunyi sehingga penghuni rumah juga rawan terkena gigitan nyamuk. “Jadi, jangan suka menggantung baju. Nyamuk juga berada di daerah yang berhawa lembab dan ada genangan air,” paparnya. (vie/ekn)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com