Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jopy Rusli: Lippo Terus Kembangkan Kawasan Properti Terpadu

Kompas.com - 30/11/2009, 20:29 WIB

KOMPAS.com - Penjualan unit apartemen Kemang Village di Jakarta Selatan laris seperti kacang goreng. Setelah tiga menara habis terjual dan dapat ditempati mulai pertengahan tahun 2010, pengembang PT Lippo Karawaci Tbk yang membangun kawasan terpadu Kemang Village pun menambah dua menara lagi, yang akan selesai tahun 2011. Keberhasilan Grup Lippo memasarkan Kemang Village dan kemudian merealisasikannya menjadi kawasan terpadu dan terintegrasi merupakan sukses fenomenal dalam bisnis properti.

Jopy Rusli, Direktur PT Lippo Karawaci Tbk terlibat dalam proyek Kemang Village sejak awal. Bahkan arsitek lulusan Oregon University tahun 1986 ini termasuk arsitek yang membangun Lippo Village. "Saya bersyukur dapat terlibat proyek Kemang Village dan Lippo Village sejak awal," katanya.

Awalnya Jopy yang lahir di Jakarta, 8 Juli 1962 ini bercita-cita menjadi seniman. Ketika akan melanjutkan sekolah, Jopy ditanya ayahnya, akan menjadi apa kelak. Jopy menjawab pilihan pertama adalah arsitektur, pilihan kedua arsitektur, dan pilihan ketiga arsitektur. Akhirnya Jopy menjadi arsitek setelah meraih Bachelor of Architecture dari University of Oregon, Amerika Serikat. Jopy kemudian bekerja di perusahaan arsitek di San Diego, AS dan mendesain rumah-rumah pribadi yang eksklusif.

Lama bergelut di bidang seni arsitektur, Jopy kemudian mengambil MBA di San Diego National University. Jopy kuliah pada malam hari, khusus mengambil spesialisasi real-estate. Setelah ayahnya meninggal dunia, Jopy kembali ke Indonesia. Dia sempat bekerja di Duta Anggada, Grup Gunung Sewu, sebagai Direktur selama tiga tahun (1990-1993). Jopy kemudian pindah ke Grup Lippo yang saat itu agresif membangun kawasan Lippo Village di Tangerang. Jopy adalah arsitek yang pertama di Indonesia yang memperkenalkan gaya mediterania dalam hunian kelas atas di Lippo Village dan Lippo Cikarang, dan sekarang menjadi tren properti di mana-mana.

Berikut ini petikan wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Direktur PT Lippo Karawaci Tbk, Jopy Rusli, yang juga bertanggung jawab dalam proyek Kemang Village.
 
Mengapa Lippo membangun Kemang Village?
Sebetulnya Lippo adalah pionir dalam pembangunan kondominium atau apartemen. Kami sudah membangun apartemen Beverly dan Permata Hijau. Lippo juga mengembangkan township, kota mandiri di Lippo Village, Lippo Cikarang, dan Tanjung Bunga. Setelah itu, ada kesempatan kembali membangun residensial dan high rise, dan kami membangun Kemang Village. Kelebihan Lippo adalah menawarkan gaya hidup yang lengkap, mulai dari pendidikan (Sekolah Pelita Harapan dan Universitas Pelita Harapan), Rumah Sakit Siloam, Hotel Aryaduta, leisure country club, restoran, sampai wedding chapel. Totalitas ini yang kita jadikan keunggulan kompetitif Lippo. Penghuni kondominium membutuhkan kenyamanan. Begitu turun, mereka langsung ke mal dan country club, spa, sekolah, dan rumah sakit. Semua lengkap. Sementara dalam pengembangan kota, Lippo sudah berpengalaman membangun pengelolaan air bersih. Daur ulang air kotor menjadi air bersih.

Bagaimana cara Kemang Village menangani banjir di kawasan itu?  
Jalan Kemang Raya memang sering tergenang jsaat musim hujan. Jalan Kemang Raya berada pada posisi 28 meter dari permukaan air laut. Menurut data, banjir tertinggi di Kemang pada posisi 28,4 meter dari permukaan air laut. Sedangkan posisi Jalan Pangeran Antasari berada pada 32 meter di atas permukaan air laut. Nah, ketinggian kawasan Kemang Village disamakan dengan ketinggian Jalan Antasari. Bahkan sampai lobi apartemen, mal, dan hotel, ketinggiannya menjadi 35 meter di atas permukaan air laut. Jadi kami buat sedemikian rupa agar kawasan Kemang Village tidak tergenang saat musim hujan. Bukan hanya itu. Kami juga membangun waterpond, di bawah basement. Di basement itu, air yang jatuh di kawasan Kemang, kami olah lagi. Sebagian lagi diserap lagi masuk ke tanah.

Saat ini konsep green building makin mengemuka dalam dunia properti. Apa yang dilakukan Kemang Village terkait konsep green building?
Selain membangun waterpond di basement, kami juga menonjolkan lanskap di kawasan ini. Koefisien Dasar Bangunan di sini rendah, hanya 35 persen, sedangkan ruang terbuka hijau lebih banyak, 65 persen. Kami menjadikan podium sebagai lanskap. Juga di atas, ada country club, yang "very green resort" di tengah kota. Jadi Kemang Village bukan sekadar superblok, tapi kami lebih banyak menonjolkan lanskap di kawasan terintegrasi dan terpadu.
 
Tiga menara apartemen di Kemang Village laris dibeli. Bahkan kini dibangun dua menara lagi. Apa kiat Kemang Village sukses menjual apartemen-apartemen ini?
Sebetulnya nama Kemang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Lokasinya hanya 4,5 kilometer dari Semanggi. Daerah ini daerah hijau di Jakarta Selatan, tempat tinggal orang Indonesia elit dan juga kawasan para ekspat, komunitas asing. Mereka suka tinggal di Kemang karena suasananya memang seperti di Bali. Ada kafe, klub, restoran. Suasananya hidup. Dan suasana ini tidak ditemukan kalau kita tinggal di tengah kota seperti di kawasan Thamrin, Jakarta. Di Kemang, suasana tempat tinggal yang nyaman sudah tercipta. Di sini banyak sekolah internasional berdiri. Jadi Kemang memang kawasan tempat tinggal yang nyaman.
 
Grup Lippo terus mengembangkan bisnis properti hingga menjadi kawasan terpadu yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Apa rahasianya?
Sukses Grup Lippo tidak terlepas dari visi James Riady, CEO Lippo. Pak James mulai membangun Lippo Village di atas lahan yang tidak produktif, dan kini menjadi lahan emas dalam bisnis properti. James Riady melihat dunia properti dari segala sudut, bahkan dari langit.  (Robert Adhi Ksp)
 
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com