Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendidikan Seks bagi Anak Jangan Ditabukan

Kompas.com - 01/12/2009, 22:24 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Ketua DPD Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia atau PKBI Nusa Tenggara Timur Ny Lucia Adinda Lebu Raya berpendapat, pendidikan seks sebaiknya tak ditabukan bagi anak.

"Sebaiknya pendidikan seks itu sejak dini diberikan kepada anak, bukan ditabukan," kata istri Gubernur NTT Frans Lebu Raya itu pada malam renungan HIV/AIDS bersama sekitar 150 pengidap penyakit mematikan tersebut di Kupang, Selasa (1/12) malam.

Ny Lucia Adinda Lebu Raya yang juga Ketua Gerakan Perempuan Sarinah NTT ini mengatakan, pendidikan seks yang tepat dan sesuai bagi anak harus lebih dini diajarkan orangtua atau keluarga agar tidak menjadi hal baru bagi anak ketika menginjak usia remaja.

Menurut dia, dalam talk show ke sejumlah kabupaten di Pulau Flores, Sumba, dan Timor ditemukan fakta, pembicaraan seputar seks bagi anak masih menjadi hal yang tabu bagi sebagian keluarga.

"Akibatnya, ketika mulai menginjak usia remaja, sikap ingin tahu dengan mencoba atau bahkan ingin melakukannya sangat tinggi. Ini berbuntut pada suramnya masa depan anak itu sendiri," katanya.

Ia melihat faktor budaya masih menjadi kendala bagi sebagian besar keluarga untuk sejak dini memberikan pendidikan seks bagi anak-anaknya.

Karena itu, PKBI NTT dalam berbagai kesempatan selalu mengampanyekan dan mensosialisasikan kesehatan reproduksi dan seks kepada anak-anak usia pendidikan sekolah lanjutan pertama (SLTP).

"Terlambat memang hal ini dilakukan. Namun, untuk masa depan anak sebagai penerus perjuangan bangsa dan negara, tidak perlu ada kata terlambat. Lebih baik melakukan, daripada tidak sama sekali," katanya.

Hasil survei PKBI NTT antara 2006 dan 2008 terhadap sejumlah anak remaja pada beberapa sekolah di wilayah pedesaan dan perkotaan menunjukkan bahwa persentase hubungan seks pre-marital cukup tinggi antara 29,5 dan 31,3 persen.

Salah satu indikasi remaja telah memulai aktivitas seksual dini ini terbukti dari munculnya kasus HIV/AIDS yang menimpa para remaja usia sekolah sekitar lima persen dari 581 kasus.

Ny Lucia mengemukakan, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa banyak remaja telah melakukan hubungan seks di usia yang sangat belia. Bahkan, di antara mereka ada yang menjadi pekerja seks komersial.

"Ini menunjukkan bahwa remaja saat ini sudah sangat permisif terhadap seks karena sejak masa kanak-kanak hal ini ditabukan," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com