Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung antara Hamil dan Karier

Kompas.com - 23/12/2009, 10:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Ia pernah keguguran dan kini ingin kembali hamil. Untuk itu dokter menyarankan agar ia istirahat panjang, jika perlu keluar dari pekerjaan. “Berat nian saya meninggalkan karir yang sudah lama saya rintis,” katanya. Bagaimana solusinya?

“Saya seorang wanita karier, usia 33 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta nasional yang mapan. Sudah tiga tahun saya menikah, tapi hingga kini belum dikaruniai buah hati.

Terus terang Bu Dewi, saya pernah keguguran pada tahun pertama perkawinan kami. Saya sangat merasa kehilangan, tapi apa mau dikata, kondisi tubuh memang tidak kuat. Apalagi saya memang tidak dapat mengurangi aktivitas di kantor, sebagaimana dianjurkan oleh dokter kandungan pada waktu itu.

Sekarang saya ingin bisa hamil lagi. Dokter menyarankan supaya saya mengambil cuti panjang (paling tidak enam bulan), jika perlu keluar saja dari pekerjaan. Maksudnya adalah supaya saya bisa berkonsentrasi pada proses persiapan kehamilan, kehamilannya sendiri, hingga nanti melahirkan.

Sebagai wanita yang sangat aktif, menikmati kehidupan kantor, dan memiliki ambisi untuk mencapai posisi tertentu di perusahaan, saran itu tidak mudah saya lakukan. Berat nian saya meninggalkan karir yang sudah lama saya rintis. Rasanya saya harus mengambil keputusan yang jauh lebih berat ketimbang untuk menikah.

Suami sangat baik karena dalam hal ini dia menyerahkan keputusan pada saya. Dia ingin punya anak, namun tidak memaksa jika saya tidak sanggup untuk istirahat panjang.

Saya mohon saran Ibu Dewi, bagaimana harus memilih dua hal yang rasanya sama-sama penting buat saya ini. Anak penting, tapi karir juga penting. Saya bingung.”

Septi, Jakarta

Kesungguhan  
Kebingungan Anda sampai saat ini sebenarnya lebih didasari oleh belum adanya kesungguhan untuk menelaah secara lebih mendalam dan serius dalam usaha membuat keputusan. Dan yang bisa mengambil keputusan dalam hal ini adalah Anda sendiri.

Keberhasilan untuk memutuskan memang bisa dibantu oleh orang lain, termasuk suami, tapi sifat bantuannya adalah memberi atau menambah informasi. Dengan informasi-informasi itu, Anda bisa membuat sejumlah alternatif yang pada akhirnya Anda sendiri yang harus memilih mana yang paling cocok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com