Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pap Smear Itu Apa, Sih?

Kompas.com - 14/01/2010, 17:57 WIB

KOMPAS.com - Menurut Yayasan Kanker Indonesia, kanker serviks atau kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), merupakan penyakit kanker penyebab kematian wanita nomor satu di Indonesia. Setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker serviks di Indonesia.

Setiap perempuan (yang aktif secara seksual) memiliki risiko untuk terkena kanker serviks, tanpa melihat kondisi sosial, ekonomi dan status, usia dan gaya hidup. Kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan perkembangannya dapat terjadi dalam waktu 3 -17 tahun. Padahal kanker serviks dapat dicegah.

Dengan melakukan pap smear secara berkala setiap tahun, bagi perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual, kanker serviks dapat dideteksi lebih dini dan ditangani. Pap smear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada sel tersebut.

Tingginya kejadian kanker serviks di Indonesia disebabkan karena mayoritas penderita datang untuk berobat ketika penyakitnya sudah stadium lanjut. Hal ini karena kanker serviks, tidak menimbulkan gejala dan sebagian besar perempuan Indonesia tidak terbiasa melakukan pap smear secara teratur.

Dasar pemeriksaan ini adalah dengan mempelajari sel-sel yang terlepas dari permukaan leher rahim, selaput lendirnya, atau neopiasma. Pemeriksa akan menggunakan semacam alat (spekulum) ke dalam vagina, kemudian akan mengambil cairan vagina menggunakan spatula kayu atau plastik.

Pemeriksaan pap smear sangat dianjurkan bagi para wanita yang pernah atau aktif melakukan aktivitas sanggama. Pap smear merupakan cara skrining yang efektif untuk mendeteksi dini kanker leher rahim. Meski ketepatannya belum 100 persen, namun kemampuan diagnosis pap smear cukup tinggi, yaitu sensitivitas lebih kurang 90 persen dan spesifisitas lebih kurang 90 persen.

Pap smear sebaiknya dilakukan setahun sekali atau sesuai anjuran dokter. Paling cepat atau minimum lima hari setelah berhenti menstruasi. Dan selama 24 jam sebelum pemeriksaan tidak menggunakan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina atau obat pembersih yang dilakukan ke dalam vagina. Hasil pap smear yang abnormal hanya sebagai petunjuk awal, bahwa kemungkinan pasien menderita kelainan di leher rahim. Sedangkan diagnosa pastinya akan ditentukan dengan cara-cara pemeriksaan lain, misal; kolposkopi, biopsi, dan konisasi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com