Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Termakan Iklan Kosmetik "Anti-Aging"!

Kompas.com - 20/01/2010, 08:09 WIB

KOMPAS.com - ANDA tentu masih mengingat inspeksi mendadak (sidak) Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum di rumah tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. Di sana, tim mendapati terpidana Artalyta Suryani tengah menjalani perawatan wajah oleh dokter pribadi di sel dia yang mewah.

Artalyta mengaku menjalani perawatan wajah agar keriput di wajahnya hilang. Sebagai anugerah Tuhan, Ayin, panggilan bekennya, bilang, kecantikan harus dirawat.

Tak hanya Ayin, banyak wanita berumur mempunyai ketakutan yang sama dengan Ayin. Mereka tak mau tampak tua dengan kerut-kerut menempel di wajah. Itulah sebabnya, produk kosmetik wajah untuk menghilangkan kerutan alias anti-aging banyak bermunculan di pasar.

Bahkan tak hanya di klinik-klinik dokter pribadi, produk-produk kosmetik seperti ini juga banyak mejeng di etalase toko-toko kosmetik. Tak segan, para produsen anti-aging juga beriklan di media cetak hingga di televi serta radio. Semuanya menawarkan efektivitas produk itu dalam menghilangkan kerutan di wajah.

Widya Murni, dokter dari Jakarta Anti-Aging Center Kemang, Jakarta mengatakan, konsumen sebaiknya jangan langsung termakan hasutan iklan-iklan anti-aging yang bertebaran di pasar. "Sifat kosmetik hanya menahan penuaan dari luar saja, tanpa mengobati penyebab penuaan," katanya.

Meskipun seseorang dapat menutupi keriput di wajahnya, mereka tetap tak bisa menyembunyikan tanda-tanda lain bertambahnya umur. Misalnya, lemak yang mulai bergelambir di banyak tempat, kantung mata, keriput d leher serta berbagai penyakit karene proses tua.

"Keriput wajah itu hanya salah satu tanda saja, yang lainnya susah disembunyikan," ujar dia.

Ketika mengalami penuaan, tubuh akan memunculkan selulit pada bagian tubuh tertentu, rambut mulal mengalami kerontokan, hingga bisa menyebabkan kebotakan. Selain itu, tubuh cepat lelah, stamina berkurang, dan gairah seks atau vitalitas berkurang.

Pola makan dan hidup sehat
Freddy Wilmana, konsultan dari Perkumpulan Awet Sehat Indonesia (PASTI) menambahkan, saat ini, konsep anti-aging yang beredar di pasai hanya merawat keindahan dari luar saja. Padahal, "Konsep anti-aging yang seharusnya adalah awet sehat, yakni seseorang memiliki vitalitas dan kesehatan terbaik," katanya.

Karenanya, bila ingin menggunakan kosmetik, konsumen sebaiknya rasional. "Jangan terlalu percaya pada iklan yang memperlihatkan perubahan drastis dalam waktu singkat," tandas dia.

Kosmetik yang memberikan manfaat instan seharusnya menimbulkan kecurigaan. Kemungkinan besar, mereka menggunakan bahan kimia berbahaya seperti merkuri. Ada baiknya, calon pengguna mengetahui daftar hitam kosmetik berbahaya yang dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanyn (BPOM) sebagai referensi.

Dokter Phaidon Toruan dari Jakarta Anti-Aging dan Executive Fitness Consultant yang berpraktik di Kemang menambahkan, prinsip anti-aging sejatinya adalah pencegahan, bukan pengobatan. Makanya, untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik, kita lebih baik mengatur pola makan dan pola hidup yang sehat. "Itu kunci utama awet muda," ujar dia.

Bentuk pola makan sehat antara lain: menghindari makanan berlemak jenuh, produk olahan susu kaya lemak, serta makanan dan minuman berpengawet. Sementara hidup sehat adalah menjaga kecukupan tidur, olah rata teratur, dan belajar mengelola stres. (Sanny Cicilia Simbolon/KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com