Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendengkur, Tak Seremeh yang Dikira

Kompas.com - 23/01/2010, 12:51 WIB
EditorAnna

KOMPAS.com - Salah satu gangguan tidur yang kerap dianggap sepele adalah mendengkur, yakni suara getaran saat tidur ketika bernapas lantaran ada sumbatan pada sebagian saluran napas atas. Hal ini biasanya disebabkan getaran langit-langit lunak dan pilar yang membatasi rongga bagian tengah faring.

Diperkirakan 20 persen pria berusia 30-35 tahun mendengkur setiap kali tidur dan pada usia 60 tahun, angka ini mencapai lebih dari 50 persen. Menurut David Fairbanks, M.D, profesor otolaringologi di George Washington University School of Medicine, tonsil yang membesar dan membran tenggorokan yang mulai kendur dan melebar juga bisa jadi penyebab datangnya suara yang mengganggu ketenangan tidur orang lain ini.

Pada umumnya, mendengkur tidak mengundang risiko kesehatan bagi pendengkur tingkat ringan sampai sedang. Tetapi dengkur yang luar biasa keras dapat menghadapkan Anda pada beberapa masalah medis yang serius, salah satunya adalah obstructive sleep apnea (OSA/terhentinya napas saat tidur).

Kejadian OSA terjadi karena jalan napas tersumbat total sehingga penderita tidak bisa bernapas. Agak lama kemudian barulah bisa bernapas lagi. Kejadian seperti ini bisa terjadi beberapa ratus kali dalam semalam dan menurunkan kadar oksigen dalam darah sampai di bawah normal. "Ini akan membuat jantung Anda bekerja keras sehingga pasien tidak bisa tidur nyenyak," kata Fairbanks.

Pendengkur yang mengalami OSA biasanya akan sering mengantuk di siang hari, bahkan bisa terlelap saat mengemudikan kendaraan. Selain itu, ia juga menjadi pemurung, pemarah, sulit berpikir dan sulit mengingat sesuatu.  

Kurangnya oksigen dalam darah dan jantung yang dipaksa bekerja keras juga akan mengundang masalah kardiovaskular yang biasanya dikaitkan dengan usia lanjut, seperti hipertensi, gagal jantung, stroke, gangguan irama jantung, dan sebagainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+