Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Seks Harus Selalu Dirangsang Film

Kompas.com - 10/03/2010, 08:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —  Hubungan seksual tak menarik lagi bagi suaminya setelah 15 tahun bersama. Untunglah, VCD porno menjadi ”dewa penolong”. ”Hasilnya saya rasakan bagus,” ujar sang istri. Masalahnya, ia mulai gusar, apakah itu normal?

Saya seorang istri berumur 44 tahun, suami 49 tahun. Kami sudah menikah 15 tahun dan mempunyai dua anak. Sejak dua tahun ini, suami sepertinya kurang bergairah. Kalau saya ingin berhubungan seks, dia sering menolak dengan alasan tidak ingin.

Karena saya menunjukkan kekesalan, suami akhirnya sebisa mungkin mengatur jadwal hubungan seks. Sebelum melakukan hubungan seks, dia pasti lebih dulu nonton VCD porno. Dengan nonton, dia baru bergairah, lalu melakukan hubungan seks, dan hasilnya saya rasakan bagus.

Beberapa kali suami mengajak saya sama-sama nonton, tetapi saya justru tidak suka. Saya tidak bertambah terangsang dengan nonton VCD porno, malahan tidak suka karena sepertinya dibuat-buat.

Pertanyaan saya, apakah suami tidak normal sehingga harus dirangsang dengan VCD porno? Apakah saya tidak normal karena tidak terangsang dengan nonton itu?

Apakah tidak ada pengaruh negatif apabila suami terus nonton VCD porno dulu sebelum berhubungan seks dengan saya? Apakah suami tidak tertarik lagi kepada saya sehingga harus dirangsang dengan gambar orang lain di VCD?
Apa yang harus saya lakukan?”

L.K., Surabaya

Normal saja
Gambar porno atau VCD porno memang dapat menjadi rangsangan seksual yang menimbulkan reaksi seksual bagi sebagian orang meski bagi sebagian orang lain tidak menimbulkan reaksi apa pun. Bahkan, sebagian orang justru tidak senang menyaksikannya. Nah, Anda termasuk kelompok yang terakhir ini.

Jadi, tidak aneh apabila suami menjadi terangsang, tetapi Anda tidak terangsang, bahkan tidak suka. Faktor psikis sangat berpengaruh kuat bagi timbulnya reaksi seksual ketika menonton VCD porno.

Bagi Anda, adegan dalam VCD itu terkesan dibuat-buat, tidak realistis. Akibatnya, secara psikis Anda mengalami hambatan sehingga tidak suka dan tidak terangsang. Kenyataan ini menunjukkan bahwa tayangan porno, seperti adegan seks di dalam VCD itu, bersifat subyektif dan relatif.

Sebaliknya, kalau suami baru merasa terangsang setelah menonton VCD porno, bukan berarti dia tidak normal. Rangsangan seksual dapat berasal dari mana saja, baik yang bersifat fisik maupun psikis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com