Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Tahan Oke dengan Santapan Organik

Kompas.com - 31/03/2010, 15:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Belakangan ini, mengonsumsi makanan sehat semakin menjadi tren, terutama di kota-kota besar. Salah satunya mengonsumsi makanan organik. Banyak orang menilai makanan ini sehat karena proses penanaman sampai panen dilakukan secara natural, alias tidak menggunakan bahan kimia. Karena itu pula, makanan ini aman untuk kita konsumsi.

Seiring tren ini, kini, makanan organik semakin mudah dijumpai. Banyak pusat perbelanjaan dan gerai-gerai tertentu memasarkan makanan bebas pestisida, pupuk kimia, hormon pertumbuhan, dan benih transgenik ini. Karena konsumsinya terus meningkat, kini jenis makanannya juga semakin beragam. Selain sayur dan buah-buahan, belakangan juga muncul ayam, telur, dan susu organik.

Makanan organik memang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh. Cukup banyak riset yang menyimpulkan bahwa buah-buahan, sayur mayur, dan kacang-kacangan yang ditanam secara organik banyak mengandung zat nutrisi, termasuk vitamin C, zat besi, magnesium, dan fosfor. Sebaliknya, makanan ini sangat sedikit mengandung nitrat dan endapan pestisida dibandingkan yang non-organik.

"Karena itu, mengonsumsi makanan organik secara teratur membuat badan tidak gampang sakit," ujar Susianto, Ketua Operasional Indonesia Vegetarian Society (IVS).

Daya tahan tubuh menjadi lebih kuat karena makanan organik mengandung antioksidan lebih banyak dibandingkan bahan non-organik. Manfaat antioksidan bagi tubuh cukup banyak. Selain mampu membersihkan darah, juga bisa membantu mencegah berbagai penyakit, seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan penyakit degeneratif atau keturunan lainnya.

Makanan organik mengandung antioksidan tinggi karena tidak menggunakan bahan kimia. Pemupukan, misalnya, hanya menggunakan pupuk kompos. Dengan begitu, makanan lebih banyak mengandung nutrisi ketimbang kandungan zat yang membahayakan kesehatan.

Sebaliknya. makanan non-organik bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Soalnya, makanan ini mengandung pupuk kimia seperti pestisida, herbisida, hingga fungisida. Nah. zat-zat kimia itu biasanya terus menempel pada sayur dan buah-buahan tersebut.

"Apalagi, buah yang dikirim dari luar pulau atau hasil impor tentu butuh zat pengawet tambahan agar tidak cepat membusuk, sehingga kandungan zat kimianya akan lebih besar lagi," ujar Trini Sudarti, ahli gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI).

Dampak negatif mengonsumsi makanan non-organik memang tidak akan langsung terlihat. Biasanya, dampaknya baru akan terlihat dalam jangka waktu panjang. Dalam jangka waktu itu, akan terjadi penumpukan zat kimia yang bersifat racun (toxic) di dalam tubuh. Akibatnya. hati atau liver harus bekerja keras menetralkan racun tersebut. Hanya saja, hati tidak akan selamanya bisa menetralkan racun dalam tubuh.

Kalau kita setiap hari mengomsumsi makanan seperti ini, tentu, dampaknya akan lebih cepat terasa. Soalnya, setiap hari ada bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, ada racun dalam tubuh yang tidak bisa dinetralkan dan berubah menjadi lemak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com