Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Kepala yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 05/04/2010, 10:32 WIB

Kompas.com - Hampir setiap orang pernah mengalami nyeri kepala. Ada banyak sekali penyebab nyeri kepala, namun 95 persen nyeri kepala merupakan nyeri kepala primer, artinya bukan disebabkan oleh penyakit atau tumor. Tetapi ada kalanya nyeri kepala muncul sebagai akibat adanya masalah medis yang serius, misalnya perdarahan otak, pelemahan pembuluh darah atau tumor, meski ini jarang terjadi.

Apabila Anda mengalami salah satu atau lebih dari tanda nyeri kepala berikut, segeralah pergi ke dokter.

- Nyeri kepala hebat yang timbul secara mendadak.
- Nyeri kepala disertai demam, leher kaku, ruam, kekacauan mental, kejang, penglihatan ganda, mati rasa, sulit berbicara.
- Nyeri kepala yang timbul tidak lama setelah mengalami cedera kepala, walau itu hanya akibat jatuh atau terkena benturan ringan.
- Nyeri kepala yang kronis progresif, yang memburuk sesudah batuk, pengerahan tenaga, melakukan peregangan, dan gerakan mendadak.
- Munculnya pola nyeri kepala yang baru setelah berusia 55 tahun.

Kondisi yang terkait dengan nyeri kepala setelah usia 55 tahun adalah arteritis temporal, yaitu peradangan pada pembuluh arteri dalam kulit kepala, otak, dan mata, yang bisa menyebabkan kebutaan, atau walau jarang sekali, stroke.

Umumnya, kita tidak perlu mencemaskan nyeri kepala yang sekali-sekali muncul. Biasanya kondisi itu disebabkan karena stres, alergi, atau minum alkohol secara berlebihan. Namun, bila nyeri kepala muncul bersama tanda dan gejala lain, atau Anda baru pertama kali mengalami nyeri kepala yang dirasa begitu hebat, carilah segera pertolongan medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com