Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Dua Kanker Tersering di Indonesia

Kompas.com - 26/04/2010, 14:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan, baik di dunia maupun di Indonesia. Diperkirakan tiap tahunnya 12 juta orang terkena kanker. Di Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) merupakan kanker yang paling sering diderita.

Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh rumah sakit di Indonesia (16,85 persen), disusul kanker serviks (11,78 persen). Sementara pasien kanker paru mencapai 5,8 persen dari seluruh kanker yang ada.

"Daerah yang tinggi prevalensi kankernya memang kota-kota besar di Indonesia, bukan karena di pedesaan tidak ada, namun untuk sementara ini baru rumah sakit di kota besar yang mengumpulkan datanya," kata dr Yusharmen, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dalam acara seminar mengenai kanker di Jakarta, Senin (26/4/2010).

Kanker payudara memiliki tanda berupa benjolan atau penebalan di dalam payudara. Kanker ini paling sering terjadi pada perempuan berusia di atas 50 tahun, tidak pernah menyusui, dan kegemukan. Sementara itu, kanker leher rahim biasanya dihubungkan dengan adanya herpes genital yang disebabkan oleh virus human paliloma virus (HPV).

Untuk menekan angka kejadian dua jenis kanker tersebut, Kementerian Kesehatan akan menggalakkan program pencegahan atau skrining berbiaya murah di daerah-daerah yang prevalensi penyakitnya tinggi sehingga luas cakupannya nasional.

"Kegiatan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) akan dikampanyekan lagi untuk mencegah kanker payudara, sedangkan untuk kanker serviks, akan digiatkan pemeriksaan IVA atau inspeksi visual dengan asam asetat yang punya akurasi tinggi, namun biayanya lebih murah dari pap smear," jelas Yusharmen.

Dia menambahkan, jika RPP Tembakau disahkan menjadi peraturan pemerintah, diharapkan akan mengurangi jumlah perokok dan berdampak pada kasus kanker mengingat rokok merupakan faktor risiko kanker yang paling besar. "Risiko kanker paru akibat rokok mencapai 90 persen, sedangkan 20 persen kanker serviks juga diakibatkan rokok," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com