Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hipertensi Jas Putih, Apa Itu?

Kompas.com - 10/05/2010, 11:01 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa gugup dan takut setiap kali menemui dokter di ruang praktek? Anda tidak sendirian. Ternyata kebanyakan pasien juga merasa stres ketika bertemu dokter. Bahkan, efek "jas putih" ini bisa membuat tensi darah naik. Kondisi ini disebut juga dengan hipertensi jas putih.

Dalam jurnal British Medical Journal, tim peneliti dari Australia merekomendasikan penderita hipertensi untuk melakukan pengukuran tekanan darah selama 24 jam (ambulatory) daripada pengukuran sesaat di klinik. Pasalnya, ada faktor-faktor eksternal yang bisa membuat tekanan darah naik.

Dalam perbandingan antara pengukuran ambulatory dan pengukuran sesaat yang dilakukan oleh dokter atau perawat, terdapat perbedaan hingga 29 unit jika pengukuran di lakukan dokter, atau 17 unit jika dilakukan perawat. Namun, pada pasien yang tensinya normal, perbedaannya tidak begitu besar dibanding dengan pasien yang sudah mengidap darah tinggi.

Tekanan darah akan dinyatakan tinggi jika tekanan sistolik konsisten pada angka 140 mm Hg atau lebih, atau angka diastolik konsisten pada angka 90 mm Hg atau lebih atau keduanya.

"Penelitian ini menarik dan bisa memberi ilustrasi bagaimana faktor eksternal, seperti lingkungan dan petugas medis yang memeriksa tensi bisa memberi perbedaan pada angka tekanan darah," kata Profesor Graham MacGregor, ketua Asosiasi Hipertensi Inggris.

Ia mengatakan, banyak orang yang merasa gugup dan cemas bila harus memeriksakan diri ke dokter. "Itu sebabnya sebaiknya tekanan darah harus diukur sendiri di rumah seperti halnya di klinik," katanya.

Dengan melakukan pengukuran sendiri di rumah, akan terlihat apakah memang tekanan darahnya tinggi atau hanya hipertensi jas putih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com