Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi, Penyebab Utama Kematian Bayi

Kompas.com - 12/05/2010, 11:53 WIB

KOMPAS.com — Penyakit infeksi masih menjadi penyebab kematian bayi tertinggi di dunia. Diperkirakan dua pertiga dari 8,8 juta kematian pada bayi berusia kurang dari lima tahun di dunia tiap tahunnya disebabkan penyakit infeksi.

Menurut laporan peneliti, lima penyakit infeksi yang tersering antara lain pneumonia (radang paru), diare, malaria, dan keracunan darah. Penyakit lain yang juga berkontribusi adalah komplikasi kelahiran, seperti kekurangan oksigen dan cacat lahir.

Diperkirakan penyakit infeksi menyebabkan 5,97 kematian pada bayi berusia kurang dari lima tahun pada 2008. Pneumonia (18 persen), diare (15 persen), dan malaria (8 persen) tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi. Sekitar 40 persen dari bayi yang meninggal baru berusia kurang dari sebulan.

Separuh dari kematian bayi dan balita terjadi di lima negara, yakni China, Nigeria, India, Kongo, dan Pakistan. Afrika dan Asia Tenggara tercatat memiliki angka kematian tertinggi di dunia. Sementara penyebab kematian bayi di negara maju, seperti Amerika, adalah kecelakaan.

Menurut laporan tim peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, WHO, dan Unicef, secara umum angka kematian bayi dan balita terus menurun dari 10,6 juta per tahun pada 2003 menjadi 8,8 juta tahun 2008.

Salah satu cara untuk mengurangi angka kematian bayi akibat infeksi adalah program imunisasi, nutrisi seimbang, dan pemberian air susu ibu. Dengan imunisasi, biaya pengobatan untuk penyakit menular yang bisa dicegah dengan imunisasi bisa ditekan  20-25 kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com