Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untung Rugi Punya "Affair"

Kompas.com - 11/06/2010, 14:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Selingkuh sering diartikan sebagai kondisi dimana seseorang sedang bosan atau tidak bahagia dengan pasangan resminya lalu beralih ke lain hati. Namun seperti kata Michael Baisden dalam bukunya Never Satisfied: How & Why We Cheat (Legacy Publishing, New York, USA, 1998), ada juga suami maupun istri yang berselingkuh sekalipun hubungan dengan pasangan resminya baik-baik saja.

Di abad 21 ini, tulis Michael, tempat kerja merupakan lokasi paling potensial untuk melakukan selingkuh. Bermula dari pertemuan di lift, makan siang singkat di kantin kantor, hingga akhirnya berlanjut dengan janji menghabiskan akhir pekan bersama. Begitu Michael menuliskan pandangannya.

Menurut Michael, kesetaraan pria dan wanita kini semakin sejajar dan inilah yang menyebabkan berubahnya gaya relasi pria dan wanita. Kendati dorongan untuk berselingkuh sebetulnya sudah ada sejak dulu. Kaum Adam konon tergerak untuk berselingkuh lantaran memang menginginkannya sekaligus ingin menguji kelelakiannya. Memang patut disayangkan bila pria kerap tak bisa mengontrol keinginan yang satu ini, lantaran dominasi hasrat seksualnya.

Sebaliknya dengan kaum Hawa. Meski ada kalanya memimpikan romansa ekstramarital, namun wanita sadar betul kalau itu cuma khalayan belaka. Kendati demikian, tulis Michael, ada juga kok wanita yang coba-coba mencari sensasi ingin merasakan "enaknya" selingkuh. Tentu saja fakta tersebut bukan lantas berarti semua pria pasti nyeleweng. Terbukti, masih ada begitu banyak pria yang tetap menjunjung kesetiaan sampai mati.

Lalu apa alasan yang paling sering dikedepankan pria yang berselingkuh? Sebagian besar mengatakan, berselingkuh mereka lakukan sebagai ajang untuk memacu adrenalin, mencoba-coba peran baru, ataupun sekadar iseng. Tidak sedikit pula yang bertepuk dada mengatakan, selingkuh mampu memuaskan egonya karena itu berarti ia berhasil menaklukkan wanita yang diincarnya.

Tidak Bisa Dibenarkan Apa pun anggapan mengenai penyelewengan, tentu saja affair bukanlah tindakan yang bisa dibenarkan. Terlebih bila mereka mengaku hubungannya dengan suami/istri oke-oke saja namun ngotot tetap selingkuh. Pembenaran diri yang kerap dilontarkan, selingkuh hanya merupakan keisengan yang justru bisa menjadi variasi sebagai obat ampuh mengatasi kebosanan mereka dalam perkawinan.

Tak sadarkah mereka bahwa meski sebatas iseng-iseng belaka, selingkuh lebih banyak mendatangkan kerugian ketimbang "keuntungan". Ironisnya, ada juga pelaku selingkuh yang beralasan bahwa selingkuh juga memberi keuntungan padanya. Itu sebabnya, sampai kapan pun, perselingkuhan tampaknya tak pernah sepi dari peminat.

Berikut "untung"-rugi selingkuh yang dihimpun oleh sebuah situs yang mengajukan pertanyaan dan mendapat jawaban lewat survei online. Kendati mayoritas responden berada di AS, namun daftar "untung" rugi ini kiranya dapat mewakili gambaran yang dialami bila suami/istri berselingkuh.

Suami

"Keuntungan"

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com