Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hepatitis C Beban Besar

Kompas.com - 30/07/2010, 04:22 WIB

Jakarta, Kompas - Hepatitis C menjadi bom waktu beban kesehatan masyarakat. Infeksi virus hepatitis C berpeluang besar menjadi kronis sehingga menimbulkan kematian. Padahal, belum ada vaksin untuk penyakit itu dan biaya pengobatan yang sangat mahal harus ditanggung penderita.

Hal itu terungkap dalam diskusi publik ”Langkah ke Depan Pengobatan Hepatitis C di Indonesia” yang diselenggarakan Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia (JOTHI), Kamis (29/7).

Jumlah pengidap hepatitis C di Indonesia diperkirakan sekitar empat juta. Di Indonesia, jumlah penderita hepatitis B dan C mencapai 30 juta orang. Sedangkan jumlah yang dilaporkan positif menderita hepatitis C yang terdata di Kementerian Kesehatan pada Oktober 2007-Oktober 2009 sebanyak 17.999 kasus. Perjalanan penyakit hepatitis C sering tanpa gejala selama bertahun-tahun sehingga seseorang tidak sadar mengidap virus itu dan berpotensi menularkan.

Salah seorang pembicara, dokter spesialis penyakit dalam di RS Kramat 128, Dyah Agustina Waluyo, mengatakan, virus hepatitis berada dalam darah dan cairan tubuh. Penularan hepatitis B dan C antara lain lewat transfusi darah, hubungan seksual tidak aman, penggunaan jarum suntik atau alat tajam tidak steril, cuci darah, cangkok organ, dan penularan vertikal dari ibu kepada bayinya. Di kalangan pengguna jarum suntik, risiko tertular hepatitis C sangat besar.

Tidak seperti hepatitis B yang telah ada vaksinnya, vaksin hepatitis C belum ditemukan sehingga sulit dilakukan pencegahan. Penyakit hepatitis C risikonya besar berkembang menjadi kronis dan berujung pada sirosis hati atau bahkan kanker hati.

Pengobatan hepatitis C masih menjadi beban lantaran sangat mahal dan terapinya lama. Terapi kombinasi dua obat HCV selama 42 minggu kisaran biayanya Rp 40 juta-Rp 150 juta.

Tes untuk mengetahui keberadaan virus itu juga terbilang mahal. Untuk tes antibodi HCV biayanya sekitar Rp 200.000. Sedangkan tes RNA guna mengetahui tipe virus biayanya sekitar Rp 2 juta. Dengan mahalnya pengobatan, ketiadaan vaksin, dan relatif mudahnya penularan, hepatitis C dapat menjadi bom waktu kesehatan masyarakat.

Kurang diperhatikan

Berjangkitnya HIV/AIDS juga memperburuk situasi hepatitis C. Model transmisi virus yang mirip membuat penderita HIV/AIDS sering kali juga terinfeksi hepatitis C, terutama di kalangan pengguna narkoba jarum suntik.

”Berbeda dengan penyakit infeksi lainnya, seperti malaria, HIV/AIDS, dan tuberkulosis yang telah menjadi kepedulian dunia dan banyak bantuan dana, hepatitis C masih kurang diperhatikan,” ujar Koordinator JOTHI Abdullah Denovan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com