JAKARTA, KOMPAS.com — Kekerasan terhadap anak yang terjadi di sekolah menempati peringkat kedua sebagai tindak kekerasan yang sering dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Sepanjang 2008-2009, tingkat kekerasan di sekolah mencapai 25 persen dari seluruh laporan tindak kekerasan.
"Kekerasan di sekolah peringkat kedua setelah kekerasan dalam rumah tangga," ujar Ketua KPAI Hadi Supeno di Jakarta, Senin (2/8/2010).
Masih banyaknya tindak kekerasan terhadap anak di sekolah, menurut Hadi, terjadi karena guru kurang kreatif dalam mencari metode mendisiplinkan murid sehingga cenderung mengambil cara kekerasan. Contoh paling nyata seperti yang terjadi pada Mauro Billy Fiesandy (9), siswa SD Negeri Kepatihan, Banyuwangi, Jawa Timur, yang dipukuli gurunya karena bergurau di kelas, Minggu (1/8/2010).
"Padahal, banyak metode untuk mendisiplinkan anak," katanya.
Selain itu, kata dia, pengetahuan guru yang kurang mengenai hak anak, serta masih banyaknya guru yang tidak profesional, menjadi penyebab tingginya tindak kekerasan anak di sekolah.
Seperti diberitakan sebelumnya, Minggu (1/8/2010), siswa SD Negeri Kepatihan, Banyuwangi, menderita luka lebam di kedua kakinya akibat dipukul dengan penggaris kayu besar karena bergurau saat proses belajar mengajar. Pemukulan terhadap siswa bernama Mauro Billy Fiesandy (9) itu dilakukan sang guru di depan kelas yang disaksikan murid-murid lainnya. Atas kejadian tersebut, KPAI melalui Hadi Supeno menyampaikan keprihatinannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.