Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Anak Autis Bisa Masuk Sekolah Umum, Asal...

Kompas.com - 05/08/2010, 11:22 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com- Anak- anak dengan kebutuhan khusus seperti autis biasanya disekolahkan di sekolah inklusi atau justru melakukan belajar di rumah (home scholing) untuk menyesuaikan dengan keterbatasan intelegensia mereka. Namun bukan berarti anak autis tidak dapat bersekolah di sekolah umum. Apabila sudah memenuhi standar komunikasi, perilaku, dan emosi tak bukan tidak mungkin anak autis dapat sekolah di sekolah umum.

Menurut Tri Gunadi, OT, S.Psi, konsultan anak berkebutuhan khusus Yayasan Medical Exercise Therapy (YAMET), ada tiga hal utama yang harus dimiliki anak autis sebelum ia belajar di sekolah umum, yakni anak mampu berkomunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku sudah hilang, serta tidak ada lagi gangguan emosi.

"Kemampuan verbal klasikal maksudnya anak bisa memahami perkataan orang lain. "Misalnya, ada guru berkata,"Nak ayo buka bukunya di halaman 6, maka anak mampu melakukannya," kata Tri. Sementara itu gangguan emosi yang dimaksud ialah anak tidak egois atau mau menang sendiri. "Misalnya ada anak yang di suruh duduk tidak mau, maunya main puzzle. Nah, itu menunjukkan emosinya masih tinggi sehingga bisa disebut masih bermasalah," katanya.

Syarat lainnya adalah anak mampu tidak mendistraksi atau terdistraksi anak lain. Ini berarti anak tidak mengganggu dan terganggu oleh anak lain. "Jangan sampai anak justru mengganggu temannya yang sedang belajar," katanya yang ditemui di acara Autism & Friends:Talent and Art Showcase, di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelum orangtua memutuskan untuk memasukkan anaknya di sekolah umum, Tri juga menyarankan agar anak memiliki kemampuan akademis, meski hal ini sebenarnya bisa dikejar setelah anak masuk sekolah.

Gayatri Pamoedji, aktivis dan pendiri Masyarakat Peduli Autis Indonesia mengungkapkan, karena keterbatasan anak autis dalam kemampuan bersosialisasi, sebaiknya orangtua berhati-hati dalam memutuskan kapapn anak autis masuk sekolah. Jangan sampai karena orangtua terburu-buru  mendaftarkan anaknya di sekolah (padahal anak belum mampu) anak menjadi trauma dan takut akan lingkungan sekolah untuk seterusnya. "Pada prinsipnya anak bisa bersosialisasi kalau ia sudah mampu dan mau," katanya.

Ia menambahkan, komunikasi yang baik antara orangtua dan sekolah merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan anak. "Berawal dari apa yang perlu dikomunikasikan orangtua pada pihak sekolah, buatlah daftar kemampuan dan kesulitan yang dihadapi anak sehari-hari. Daftar ini lalu dibicarakan dengan guru kelas dan kepala sekolah agar sekolah lebih siap mengantisipasi kebutuhan dan dukungan yang dibutuhkan anak," kata wanita yang putra sulungnya juga menyandang autis ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+