Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan "Gambar Seram" di Bungkus Rokok!

Kompas.com - 27/08/2010, 13:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya jumlah perokok remaja dari tahun ke tahun membuktikan kalau upaya pemerintah mengkampanyekan bahaya merokok tidak berhasil. YLKI menilai, salah satu penyebab kegagalan itu adalah belum juga dicantumkanya peringatan bahaya merokok berbentuk gambar pada kemasan. Penempatan gambar efek buruk merokok pada kemasan sudah  diterapkan di luar negeri, namun tidak dilakukan di negeri ini. 

"Harusnya peringatan bahaya rokok di Indonesia tidak hanya berupa kata-kata, tapi mengandung gambar," kata Tulus Abadi, Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta Kamis (26/08/10) kemarin.

"Di luar negeri, rokok merek dalam negeri menggunakan informasi bahaya rokok dengan gambar. Namun di negara sendiri jusru tidak. Padahal, bila tidak menggunakan gambar, remaja tidak yakin dengan informasi yang diberikan. Tapi jika menggunakan gambar pesannya pasti jelas," tambah Tulus.

Menurut Tulus, kampanye bahaya rokok yang disampaikan di Indonesia sangat minim, meskipun pemerintah sudah menuntut produsen untuk menempatkan gambar bahaya mengkonsumsi rokok.

"Tiga puluh tahun lalu, konsumsinya (rokok) baru 3 miliar batang per tahun, saat ini sudah 260 miliar per tahun," kata Tulus

"Salah satu penyebabnya karena di sini (Indonesia) menggunakan kata-kata itu ukurannya kecil, tidak terlihat dan ditaruh di belakang. Jika menggunakan gambar minimal seukuran 50 persen (setengah kotak rokok) kemudian diletakan di depan maka konsumen gampang melihat, tidak seperti sekarang, bahaya merokok hanya ditempatkan di bagian belakang bungkus, " kata Tulus.

Pesan gambar dinilai Tulus lebih berpengaruh, "Meskipun tidak menurunkan secara total pemakaian gambar hanya merupakan salah satu instrumen untuk mendukung kampanye bahaya rokok selain iklan, dan kenaikan cukai. Tapi paling tidak bila menggunakan gambar terlihat lebih tegas," imbuh Tulus.

Berkaca dari Thailand, Tulus mengingatkan pihak Indonesia juga menggunakan peringatan bahaya merokok berupa gambar. "Bila di Thailand pengguna rokok tetap berada dalam level 10 juta orang dari tahun ke tahun. Hal itu menunjukkan meskipun tidak menunurun, namun konsumsi penguna rokok tidak meningkat," kata Tulus.  

YLKI mencatat, jumlah perokok kalangan remaja (10-14 tahun) di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 1995, remaja yang merokok tercatat  1.439.837 orang,  pada tahun 2007 jumlahnya melonjak hingga 4.227.601 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com