Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Manfaatkan Anomali Cuaca

Kompas.com - 21/09/2010, 17:28 WIB

JEMBER, KOMPAS - Keterdiaan air pada lahan pertanian benar-benar dimanfaatkan oleh petani untuk mengubah pola tanam sehingga areal komoditas berbagai tanaman bertambah sesuai sifat lahan yang ada. Untuk lahan tanaman padi tahun ini, diperkirakan bertambah sekitar 4.129 hektar. Artinya luas tanaman padi tahun ini menjadi 163.259 hektar dari seluas 159.130 hektar pada tahun 2009.

Demikian juga tanaman kedelai yang sedianya hanya sekitar 13.033 hektar, pada tahun 2010 bertambah menjadi sekitar 13.776 hektar atau tambah 743 hektar. Adapun luas tanaman jagung juga bertambah menjadi sekitar 74.343 hektar tahun ini dibanding tahun lalu yang hanya 72.219 hektar atau meningkat 2.124 hektar.

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Jember Hari Widjajadi kepada Kompas di Jember, Senin (20/9).

"Memang berisiko pada rendahnya produksi rata-rata akibat curah hujan yang sangat tinggi yang disebabkan anomali cuaca. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terganggu karena kurang sinar matahari," ujar Hari Widjajadi.

Perluasan areal tanaman ini, kata Hari Widjajadi, belajar dari pengalaman serangan hama penyakit pada awal tahun ini. "Saat itu memang banyak serangan hama atau penyakit tanaman sehingga membuat petani bingung menentukan pilihan," katanya.

Menurut dia, dengan ketersediaan air yang cukup, seluruh lahan bisa ditanami. Biasanya pada musim ini banyak lahan yang dibiarkan atau bero, tetapi sekarang dimanfaatkan untuk tanaman padi, jagung, dan kedelai. Bahkan ada yang dimanfaatkan untuk dengan tanaman holtikultura.

Secara teknis, karena curah hujan yang tinggi, sinar matahari yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman terganggu. Untuk menutupi merosotnya produksi rata-rata, harus ada perluasan areal tanaman sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Jember tidak akan berkurang. Menurut Hari Widjajadi, pola tanam berubah akibat anomali cuaca. Pada situasi normal dalam satu tahun pola tanam cukup hanya padi, padi, dan palawija. Dengan air yang cukup, petani bisa membuat pola padi- padi - padi atau padi - palawija - palawija atau padi - padi - palawija.

"Atau sebaliknya, dari yang tadinya tidak pernah ditanami padi saat ini bisa ditanami padi. Bahkan, beberapa komoditas ada yang bisa ditumpang gilir, seperti tanaman tembakau yang sudah sebagian dipolong, disela -selatanaman sudah ditanami cabai atau jagung," tuturnya.

Informasi ini telah diperoleh petani dari petugas penyuluh lapangan sehingga mereka sangat antusias dan produksinya juga diharapkan meningkat. "Kami ingin agar produksi pangan tetap bertahan sesuai prediksi atau yang dihasilkan tahun lalu, produksi padi tahun 2009 sebanyak 880.750 ton gabah kering giling, kedelai 16.185 ton, jagung sebanyak 393.986 ton," katanya. (SIR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com