Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Obat dan Kosmetik Palsu Beredar

Kompas.com - 29/09/2010, 10:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat pengguna obat-obatan dan kosmetika harus mewaspadai peredaran obat-obatan dan kosmetika palsu. Pasalnya, kandungan kimia yang ada dalam produk-produk tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.

Ketua Umum Masyarakat Indonesia Antipemalsuan (MIAP) Widyaretna Buenastuti mengatakan, masyarakat kerap kali tidak mengetahui perbedaan obat dan kosmetik palsu itu. Yang lebih memprihatinkan, mereka tidak mengetahui kandungan kimia dalam obat dan kosmetika palsu itu adalah bahan-bahan berbahaya.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan MIAP, ditemukan bahwa industri kosmetika menempati posisi teratas kegiatan pemalsuan dari 12 jenis industri yang rentan pemalsuan.

"Dampak kerugian akibat pemalsuan itu harus ditanggung oleh berbagai pihak, termasuk di antaranya pemilik kekayaan intelektual, masyarakat, dan negara," ujar Widyaretna di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (28/9/2010).

Menurut dia, upaya yang dilaksanakan untuk mencegah pemalsuan adalah dengan menyadarkan masyarakat luas agar waspada terhadap keberadaan kosmetik palsu. Pelaksanaan kegiatan itu dilakukan MIAP bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

"Kami selalu melakukan kegiatan secara rutin, yaitu mengajak setiap konsumen lebih waspada terhadap hak dan kewajibannya sebagai konsumen," katanya.

Dalam upaya memberantas pemalsuan itu, kata anggota YLKI, Tulus Abadi, mereka menjalin kerja sama dengan produsen produk-produk yang beredar di masyarakat.

"Agar semuanya mengutamakan layanan dan sungguh-sungguh melindungi kepentingan konsumen," katanya.

Kepala Bagian Peraturan dan Perundang-undangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Budi Djanu Purwanta menyatakan, penegakan hukum terhadap pemalsuan harus selalu dilakukan.

"Power sharing yang lebih ketat setiap produk yang masuk untuk mendapatkan izin selalu dilakukan, termasuk kegiatan sweeping secara berkala ke pusat-pusat peredaran kosmetik dan obat-obatan karena rentan pemalsuan," kata Budi. (Gede Moenanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com