Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Bergairah, Coba Makan Pinang

Kompas.com - 29/09/2010, 14:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pinang atau jambe adalah salah satu kelengkapan dalam menyirih di kalangan orang-orang tua. Selain itu, masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman ini sebagai obat alami untuk menguatkan gusi, gigi, dan mengobati penyakit cacingan.

Belakangan, pinang diketahui berkhasiat meningkatkan gairah. Di Jepang, bahkan tanaman ini dibudidayakan untuk dijadikan bahan baku industri obat. Biji buah tanaman bernama Latin Areca catechu ini digunakan sebagai campuran kapur sirih yang membuat mulut dan gigi berwarna kemerahan. Pinang juga penting peranannya dalam upacara adat perkawinan Sunda.

“Untuk acara ngeuyeuk seureuh sebelum acara perkawinan. Ini harus selalu ada karena bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perkawinan,” kata Prof H Unus Suriawiria, pakar bioteknologi dan agroindustri dari Institut Teknologi Bandung yang juga warga asli Sunda.

Dalam kehidupan sehari-hari, selain buat menyirih, pinang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk menguatkan gigi dan gusi. Caranya dengan mengunyah irisan biji buah pinang. Menurut Prof Unus, kebiasaan ini juga diterapkan masyarakat pedalaman di India, Pakistan, Nepal, Hongkong, dan Taiwan.

Masih menurut Prof Unus, khasiat buah pinang tidak hanya berguna untuk gigi dan gusi, "Dalam biji buah pinang terkandung zat yang bermanfaat sebagai obat peningkat gairah."

Ia mengutip penelitian di Jepang dan Taiwan bahwa sebuah biji pinang memiliki khasiat setara dengan lima bungkus obat peningkat gairah yang terbuat dari senyawa sintetik. “Seperti penambah gairah pria yang banyak diiklankan itu, lho,” ujarnya.

Khasiat penambah gairah ini bukan sekadar omong kosong belaka karena menurutnya di dalam sebuah pinang terkandung arekolin. Senyawa arekolin ini bersifat kholinergik, yang berguna mengatasi senyawa asetil kholin yang banyak beredar di dalam tubuh. Asetil kholin ini bila terlalu banyak dapat menyebabkan seseorang cepat merasa lelah dan kurang sehat. Sebaliknya, sifat kholinergik pinang bermanfaat menjadikan tubuh sehat, bugar, dan penuh semangat.

Di India, Sri Lanka, dan Pakistan, buah pinang adalah suguhan makanan kecil yang cukup diminati. “Buah pinang di negara-negara itu diiris kecil-kecil dan disangrai. Setelah itu dikemas dalam kantong plastik atau kaleng seperti halnya kacang yang dikemas dalam plastik di Indonesia,” kata Prof Unus.

Industri makanan dan tekstil juga mulai melirik pinang. Sebab, sari biji pinang yang berwarna merah anggur berpotensi sebagai pewarna kain dan makanan.

“Penggunaan warna merah yang berasal dari biji ini sekarang sangat dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan-badan kesehatan lainnya. Sebab, warna merah buatan bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker,” lanjutnya. . Sementara itu, menurut Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis Bogor, pinang mempunyai beberapa sifat yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Di antaranya bersifat anthelmintica yang berguna meluruhkan cacing dan adstringensia untuk menciutkan selaput lendir.

Sifat meluruhkan cacing ini sudah lama digunakan nenek moyang kita untuk menyembuhkan penyakit cacingan di pedesaan. Di samping itu, pinang juga bersifat merangsang (stimulansia), menghentikan perdarahan (haermostatica), dan antisifilis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com