Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Serangan Ngilu pada Gigi

Kompas.com - 06/10/2010, 12:34 WIB

Ngilu rasanya. Begitu komentar banyak orang ketika muncul rasa nyeri yang tajam dan singkat setelah mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin atau makanan yang terasa manis atau asam. Sebagian orang memilih untuk membiarkan kondisi tersebut karena menganggapnya sebagai sesuatu yang alami dan tidak perlu dirawat.

Ati (28), sekretaris yang berkantor di bilangan Sudirman, termasuk orang yang menganggap enteng rasa ngilu di giginya. "Soalnya rasa ngilunya hanya timbul kalau makan makanan tertentu saja. Setelah itu nyerinya hilang," kata penggemar wisata kuliner ini.

Faktanya, rasa ngilu di gigi merupakan pertanda terjadinya hipersensitif dentin atau gigi sensitif. Kondisi merupakan masalah pada gigi yang bukan berasal dari penyakit gigi. Penyebabnya adalah tererosinya email atau karena gusi yang turun dan melorot sehingga akar gigi terekspos.

Letak dentin sendiri ada di bawah email. Dentin terdiri dari jutaan sel kecil yang tersusun seperti tabung yang peka terhadap suhu dan sentuhan. "Dalam kondisi normal dentin ditutupi oleh dentin smear layer.

Jika smear layer ini rusak maka dentin akan terbuka dan bila terkena sesuatu yang merangsang saraf akan menyebabkan rasa ngilu," kata drg.Robert Lessang, Sp.Perio, dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Terbukanya email gigi bisa disebabkan oleh banyak faktor, misalnya saja aktivitas pengunyahan, terkikis (abrasi) akibat penyikatan yang terlalu keras, erosi akibat makanan yang terlalu asam, tekanan pengunyahan, serta karena faktor penuaan. Bagian gigi taring, gigi seri, bagian gigi sebelum geraham, serta gigi di bagian kiri merupakan tempat-tempat yang sering mengalami linu.

Keluhan gigi sensitif bisa menimpa siapa saja, namun separuh dari penderita gigi sensitif tidak menyadarinya. Yang menarik, menurut drg. Maria Melisa, dental detailing manager GlaxoSmithKline, penderita gigi sensitif terbanyak adalah perempuan, seperti yang dialami Ati. "Hampir 67 persen adalah wanita," katanya.

Ironisnya, hal tersebut disebabkan karena kaum wanita merupakan kelompok yang paling menjaga kebersihan giginya. "Karena ingin giginya terlihat lebih oke, kebanyakan justru menyikat gigi dengan keras," papar Maria dalam acara Sensodyne Expert Sharing di Jakarta beberapa waktu lalu.

Selain teknik penyikatan yang keliru, menurut Robert ada beberapa hal yang bisa menyebabkan gigi sensitif. Pasien perawatan periodontal (gusi), mereka yang melakukan pemutihan gigi (bleaching), orang yang produksi air liurnya sedikit (serostomia), serta faktor usia merupakan pemicu gigi sensitif.

Perlu diobati Jika selama menyikat gigi, memakai benang, mengunyah atau minum Anda menghindari tempat yang sensitif ini karena rasa linu, berarti Anda memerlukan pengobatan. Tidak bisa membersihkan gigi secara tuntas karena merasa linu juga dapat mengarahkan timbulnya penyakit gigi dan gusi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com