Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancang Busana Harus Pahami Tren

Kompas.com - 07/10/2010, 11:26 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS - Para perancang busana yang bekerja di bidang industri kreatif perlu memahami tren yang akan berkembang. Pemahaman terhadap tren di masyarakat akan membantu mereka merancang bentuk sesuai zaman.

Perancang busana anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Pusat, Dina Midiani, menuturkan, tren bisa ditentukan dengan melihat pola pikir masyarakat. "Tren itulah yang akan diturunkan para perancang busana maupun kerajinan dalam rancangan mereka," katanya, saat memberikan materi tentang Trend Fashion 2011, Rabu (6/10).

Di dunia mode, lanjut dia, tren fesyen 2011 juga ditentukan dengan melihat sekaligus meramalkan pola pikir masyarakat. Pola pikir itu dipengaruhi banyak hal, mulai sosial, politik, ekonomi, hingga perkembangan teknologi.

Pada masa Perang Dunia II, misalnya, kebutuhan pakaian seragam meningkat pesat. Dari kondisi itu, muncullah standar ukuran pakaian berkode S, M, dan L yang menjadi cikal bakal busana siap pakai. Seusai perang dunia, tren mode berubah dengan munculnya gaya busana feminin.

Tren mode semacam itu bisa ditentukan perancang, pemilik label, pemilik modal, maupun orang terkenal. Pelaku industri kreatif bisa meramal tren dengan menganalisis pola hidup masyarakat saat ini melalui film, kegiatan budaya, media cetak, elektronik, dan internet. Mereka juga harus mengamati tren di dunia mode, arsitektur, interior, desain produk, dan sebagainya.

Tren 2011

Terkait tren 2011, Dina menawarkan tren bertajuk "Surf-vival". Tren itu didasari empat gelombang besar yang memengaruhi kehidupan masyarakat. Tren dilihat dari kecenderungan global sehingga unsur lokal Indonesia belum banyak masuk.

Gelombang pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu diselaraskan dengan alam sehingga muncul tema "Technatura". Gelombang kedua adalah adanya banjir informasi yang membuat sebagian orang jenuh sehingga ingin melepaskan diri dari dunia yang serbacepat itu. Mereka ingin menikmati kehidupan modern dengan santai yang dikemas dalam tema "Replay".

Gelombang ketiga adalah munculnya kecemasan karena situasi tak menentu sehingga muncul tema "Hullabaloo". Adapun gelombang keempat adalah munculnya kesadaran menjaga serta mengeksplorasi alam, yang tertuang dalam tema "Wonderlush".

Ketua APPMI DIY Ninik Darmawan menuturkan, tren tak hanya penting bagi desainer. Masyarakat juga perlu tahu sehingga mereka bisa menilai suatu rancangan. Dengan begitu, dunia mode akan didukung masyarakat sehingga semakin berkembang. (ARA)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com