Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sel Punca Embrionik Akhirnya Dicoba pada Manusia

Kompas.com - 12/10/2010, 15:43 WIB

Kompas.com- Di tengah perdebatan etika mengenai penggunaan embrio manusia untuk penelitian medis, para ahli dari Amerika Serikat secara resmi telah melakukan percobaan sel punca (stem cell) menggunakan embrio manusia pada pasien setelah mendapatkan lampu hijau dari badan regulator di sana.

The Food and Drug Administration telah mengeluarkan izin kepada Geron, perusahaan biotek, untuk menggunakan sel kontroversial itu demi mengobati pasien cedera tulang belakang. Penelitian pada manusia yang pertama kali ini akan dilakukan di salah satu rumah sakit di Atlanta, AS.

Stem cell merupakan sel yang hidup dalam tahap awal perkembangan embrio manusia menjadi sel awal mula yang menumbuhkan semua organ tubuh manusia.

Berdasarkan sumbernya, stem cell dibagi menjadi zigot, yaitu tahap sesaat setelah sperma bertemu sel telur. Adapun sel stem embrionik adalah sel yang diambil dari inner cell mass, suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi blastocyst yang berusia lima hari dan terdiri atas seratus sel. Sel ini dapat berkembang biak dalam media kultur optimal menjadi berbagai sel, seperti sel jantung, sel kulit, dan saraf.

Geron, perusahaan yang berbasis di Silicon Valey, San Francisco, telah menghabiskan 17 juta dollar AS untuk mengembangkan terapi stem cell bagi terapi cedera tulang belakang. Para peneliti dari Geron akan menggunakan sel jaringan agar menjadi sel saraf yang disuntikkan pada bagian tulang belakang.

Penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan mencit yang lumpuh menjadi mampu melakukan beberapa gerakan. Namun, belum diketahui apakah pada manusia akan memberi efek yang sama. Dalam percobaan pertama pada manusia ini, pasien akan disuntik dengan stem cell selama 14 hari.

Hasil dari penelitian tersebut nantinya bisa memberi kepastian apakah terapi sel punca ini aman pada pasien. Begitu dinyatakan aman, para ahli bisa melangkah pada tahap berikutnya, yakni fokus untuk mengembangkan penatalaksanaan terapi ini pada penyakit lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com