Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Mengatur Pola Makan

Kompas.com - 14/10/2010, 03:07 WIB

Bagi yang memiliki penyakit mag atau tekanan darah tinggi, mi instan tentu tidak dianjurkan karena kandungan ragi dalam mi atau unsur garam dalam bumbu penyedapnya. Bagi yang tak memiliki gangguan pencernaan, konsumsi mi instan boleh dengan tetap memerhatikan keseimbangan pangan yang dikonsumsinya.

Mi instan adalah pangan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi, bukan makanan utama. Pola konsumsi mi instan yang menjadikannya sebagai makanan selingan atau lauk akan membuat terjadinya penumpukan kalori dalam tubuh.

Ditambah faktor stres yang mendorong makan berlebih dan kurang gerak, konsumsi mi instan yang salah itu bisa memicu kegemukan. Kegemukan inilah yang menjadi salah satu faktor peningkatan risiko berbagai jenis penyakit kanker, bukan karena mi instannya.

Konsumsi mi instan juga tak menyebabkan usus buntu. Usus buntu disebabkan infeksi pada apendiks, bukan karena mi, biji cabai, atau biji jambu batu.

”Terlalu sederhana mengatakan mengonsumsi mi instan bisa menyebabkan penyakit kanker dan usus buntu,” kata Ari.

Bahan tambahan makanan

Penggunaan berbagai jenis bahan tambahan makanan pada berbagai jenis makanan instan oleh industri diyakini Ahli Kimia Pangan dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan, Nuri Andarwulan, tidak akan melebihi batasan yang ditentukan pemerintah.

Selain demi alasan keamanan pangan, sudah memenuhi faktor keamanan, penggunaan bahan tambahan makanan secara berlebih justru akan merusak tampilan, cita rasa, dan tekstur dari makanan itu sendiri.

”Bahan tambahan makanan itu mahal. Penggunaan berlebih justru merugikan industri,” kata Nuri.

Dalam mi instan, jenis bahan tambahan makanan yang ada, antara lain, pemantap nabati, pengatur keasaman, pewarna, dan antioksidan. Sedangkan yang ada dalam bumbu umumnya berupa penguat rasa, perisa, dan berbagai jenis vitamin. Dalam kecap dan saus cabai umumnya terdapat pengawet dan pengental.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com