Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarang Waspadai Demam Berdarah

Kompas.com - 16/10/2010, 20:34 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Semarang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyebaran demam berdarah dengue (DBD), mengingat tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut.      Kepala Dinkes Kota Semarang, Tatik Suyarti, di Semarang, Sabtu (16/10/2010), mengatakan curah hujan yang cenderung tetap menyebabkan banyak munculnya genangan air yang berpotensi dijadikan sarang nyamuk untuk bertelur. "Kalau melihat kondisi cuaca akhir-akhir ini, sepertinya tren penyakit DBD akan meningkat karena banyak genangan air yang ditimbulkan sisa-sisa hujan. Karena itu, masyarakat harus terus mewaspadainya," katanya.      Menurut dia, jumlah penderita DBD selama kurun waktu terakhir juga cukup tinggi, sejak Januari hingga awal Oktober 2010 tercatat sebanyak 4.200 kasus, dan sebanyak 42 penderita di antaranya meninggal dunia.      Ia mengatakan pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara intensif, yakni melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). "Ketua rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) harus lebih intensif mengajak warganya untuk melakukan gerakan PSN setidaknya setiap minggu sekali, sebab langkah ini sebenarnya sangat menentukan," katanya.      Sebab, kata dia, penyebaran penyakit DBD sebenarnya tidak hanya karena faktor alam, melainkan kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait pencegahan penyebaran penyakit DBD.      Ia mengakui, secara klinis kesadaran masyarakat untuk menangani penderita penyakit DBD secara dini sudah semakin tinggi, seperti memeriksakan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) jika mengalami demam. "Masyarakat sudah sadar dengan membawa anggota keluarganya yang mengalami gejala DBD ke puskesmas, dokter, dan rumah sakit, ini sudah bagus. Namun, upaya pencegahan masih kurang," katanya.      Masyarakat, kata dia, tidak rutin melakukan upaya pencegahan, padahal langkah pencegahan dengan PSN tidak cukup hanya dilakukan sekali, melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus.      "Kami meminta apabila masyarakat menemukan kasus DBD segera menghubungi atau berkoordinasi dengan puskesmas setempat sehingga bisa dilakukan penanganan, seperti melakukan fogging (pengasapan)," katanya.      Namun, kata dia, pengasapan memang tidak terlalu efektif, mengingat pengaruh adaptasi dan mutasi nyamuk aedes aegypti membuat hewan tersebut memiliki kekebalan dan daya tahan tubuh yang lebih kuat," katanya.      "Karena itu, kami tetap mengandalkan peran serta masyarakat dalam menggalakkan PSN, serta menghindari serangan nyamuk dengan memasang kelambu atau memakai pembasmi nyamuk secara intensif di lingkungannya," kata Tatik.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com