Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Bermain dan Generasi Sakit

Kompas.com - 20/10/2010, 16:17 WIB

Oleh DJOKO SUBINARTO

Dunia anak pada dasarnya adalah dunia bermain. Lewat aktivitas bermain, aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual seorang anak berkembang.

Sayang, di kawasan perkotaan dengan pola kehidupan materialistis yang sangat kental seperti sekarang ini, peluang anak untuk bermain semakin tipis. Makin minimnya ruang terbuka menjadikan kesempatan bermain bagi anak-anak perkotaan merupakan sesuatu yang sangat langka dan mahal.

Apa dampaknya? Para pakar pendidikan anak sepakat, sumber perkembangan penting bagi anak adalah bermain. Catron dan Allen dalam karyanya bertajuk Early Childhood Curriculum, misalnya, menyebutkan bahwa perkembangan anak secara optimal dapat dilakukan lewat bermain.

Aktivitas bermain tidak cuma melibatkan barang atau mainan, tetapi juga kata-kata ataupun gagasan yang memacu perkembangan berpikir. Karena itu, aktivitas bermain dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, berpikir kritis, serta membangun gagasan kreatif. Selain itu, lewat bermain, perkembangan sosial dan emosional anak dapat meningkat.

Sarana bermain

Kondisi sosial dan lingkungan fisik sebuah kota harus diupayakan untuk senantiasa bergerak ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, segenap warga kota, termasuk anak-anak, dapat mengembangkan potensi sekaligus menikmati kualitas kehidupan mereka secara maksimal.

Kota sebagai salah satu bentuk umum dari organisasi sosial semestinya bisa melengkapi diri dengan aneka fasilitas dan sarana bermain yang diperlukan anak-anak. Pengelola kota dalam hal ini harus mau berkomitmen dan menjamin bahwa semua anak bisa menikmati waktu luangnya dengan bermain sepuas-puasnya, aman, serta nyaman. Untuk itu, selain menyediakan sebanyak mungkin ruang terbuka hijau, kota yang sehat perlu pula menyediakan sebanyak mungkin taman bermain bagi anak-anak.

Secara garis besar, taman bermain ini mewujud dalam tiga kategori. Pertama, taman bermain bagi anak-anak berusia di bawah delapan tahun. Kedua, taman bermain bagi anak berusia 8-14 tahun. Ketiga, taman bermain bagi anak-anak di atas 14 tahun. Semua taman bermain ini tentu saja harus dilengkapi berbagai fasilitas pendukung yang bakal membuat anak-anak kerasan bermain, mengeluarkan segenap ekspresi, dan bereksplorasi seluas-luasnya.

Taman bermain ini idealnya dibangun tidak jauh dari pusat permukiman warga. Jarak taman bermain bagi anak berusia di bawah delapan tahun sebaiknya tidak lebih dari 100 meter dari kompleks permukiman. Taman bermain bagi anak yang berusia 8-14 tahun berjarak sekitar 400 meter dari pemukiman. Adapun untuk anak di atas 14 tahun, jarak taman lebih kurang 1 kilometer dari permukiman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com