Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hospital Schooling" untuk Anak

Kompas.com - 23/10/2010, 07:35 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Seiring peningkatan jumlah pasien terutama penderita kanker anak, Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo dan berbagai instansi bekerja sama menyiapkan sistem pembelajaran untuk pasien kanker anak di rumah sakit.

Dalam catatan Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo, tahun 2009 terdapat 744 pasien kanker baru. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 709 orang dan pada 2007 sebanyak 683 orang.

Ketua Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo dr Urip Murtedjo SpBKL, Jumat (22/10) di Surabaya mengatakan, jumlah pasien kanker anak sekitar 10-12 persen dari keseluruhan pasien kanker.

Selain itu, sudah tergabung sekitar 300 pasien kanker anak dalam Paguyuban Kanker Anak Jawa Timur.

”Setelah dicanangkan sebagai kota paliatif dan bebas nyeri 2010, kami akan melanjutkan dengan mengembangkan hospital schooling untuk pasien kanker anak," tutur Urip.

Pembina Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo Prof Sunaryadi Tejawinata menjelaskan, sejak 1992 layanan paliatif pada anak sudah dilakukan.

Namun, layanan belum terintegrasi dengan program layanan di bagian anak, apalagi dengan dinas pendidikan.

Padahal, layanan kepada pasien kanker anak sangat berbeda ketimbang kepada pasien dewasa. Pendekatan kepada pasien anak, tambah Ketua Instalasi Paliatif RSU Dr Soetomo dr Agus Ali Fauzi, juga memerlukan kesabaran.

Selain itu, masalah dan nyeri yang dihadapi anak berbeda. Anak juga berhak untuk bermain dan belajar seperti biasa.

Kurikulum

Dalam program hospital schooling, lanjut Prof Sunaryadi, Dinas Kesehatan Surabaya, Lembaga Perlindungan Anak Surabaya, Dinas Pendidikan Surabaya, RSU Dr Soetomo, serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat seperti Yayasan Paliatif Surabaya akan berkoordinasi.

Saat ini, dijajaki masalah pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan. Bentuk pembelajaran dan tempat bermain pasien kanker anak sangat berbeda dengan sekolah reguler.

Sebab, lanjut Prof Sunaryadi, keadaan fisik dan emosional pasien mungkin berbeda dengan anak lain, kendati kecerdasan anak tetap sama. Diharapkan, hospital schooling yang akan ditempatkan di sekitar instalasi rawat inap anak ini bisa segera diresmikan. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com