Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gangguan Lingkungan Pemicu Kanker Anak

Kompas.com - 26/10/2010, 03:20 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Jumlah pasien kanker anak cenderung meningkat akhir-akhir ini. Selain faktor genetika, masalah lingkungan, seperti polusi dan paparan bahan karsinogenik, biasanya juga melatarbelakangi kehidupan pasien kanker anak.

”Di daerah-daerah yang relatif bersih dan hijau, seperti Banyuwangi, Jember, Malang, dan Pacitan, jumlah pasien kanker anak rendah, sekitar 4-5 orang. Di sepanjang aliran Sungai Brantas dan muara Bengawan Solo, seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, jumlah pasien kanker anak tinggi,” tutur Prof Bambang Permono dr SpA(K) dari Divisi Hematologi Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSU Dr Soetomo, Senin (25/10) di sela seminar awam bertema ”Perawatan Paliatif pada Kanker Anak dalam Menunjang Surabaya Bebas Nyeri Kanker 2010”.

Selain Bambang, pembicara lain dalam seminar peringatan Hari Paliatif Sedunia itu adalah Prof Netty Ratna Tejawinata dr SpA(K).

Sebelum seminar, dua pasien anak—Johan Pramana Putra (16), pasien osteosarcoma, dan Rizka Rosita (15), pasien neurofibroma—juga hadir. Mereka mengatakan ingin terus bersekolah. Johan ingin menjadi mekanik, sedangkan Rizka ingin menjadi dokter. Wali Kota Tri Rismaharini meminta mereka terus bersemangat.

Leukemia

Dalam seminar, Prof Bambang menyebutkan bahwa pada 2008-2009 terdapat 82 pasien rujukan baru dari Surabaya, 29 pasien dari Sidoarjo, dan 28 pasien dari Gresik. Adapun dari Bondowoso, Trenggalek, Pacitan, dan Ponorogo, rujukan hanya berkisar 4-5 pasien kanker.

Kebanyakan pasien kanker anak menderita leukemia atau kanker darah. Selain itu, ada pula retinoblastoma, tumor otak, kanker kelenjar getah bening, neuroblastoma, kanker ginjal, kanker otot lurik, dan kanker tulang (osteosarcoma).

Kendati disinyalir ada pengaruh genetik dalam kanker anak, kata Prof Bambang, biasanya kanker pada anak dilatarbelakangi bahan-bahan seperti pestisida, benzena (polutan dari gas buang kendaraan bermotor), radiasi pengion (bom atom), infeksi virus, obat, sindrom down, dan immunodeficiency.

Banyak bahan penyebab kanker (karsinogenik) juga digunakan dalam kehidupan manusia. Penggunaan styrofoam meningkatkan risiko penyakit kanker. Namun, styrofoam sebagai kemasan makanan malah menjadi tren di Indonesia. Selain itu, ada pula zat pewarna, zat pengawet, sisa industri batu bara, dan kondensat rokok.

Hilangkan nyeri

Menurut Kepala Instalasi Paliatif RSU Dr Soetomo, dr Agus Ali Fauzi, sekitar 70-80 persen pasien kanker merasakan nyeri. Dengan penanganan komprehensif, termasuk untuk masalah psikososial, pasien bisa meningkatkan kualitas hidup dan menghilangkan rasa nyeri. Untuk membantu pasien meningkatkan kualitas hidup ini, Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri RSU Dr Soetomo, Yayasan Paliatif Surabaya, dan Dinas Kesehatan Surabaya bekerja sama.

Untuk pasien kanker anak, ibu adalah pihak yang paling banyak merawat. Oleh karena itu, sekitar 700 ibu, kader PKK, dan kader puskesmas mengikuti seminar cara merawat pasien kanker anak. (INA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com