Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres: Perlu Kerja Keras untuk Capai MDGs

Kompas.com - 27/10/2010, 06:31 WIB

Yogyakarta, Kompas - Sebagai upaya mencapai Tujuan Pembangunan Milenium dalam bidang kependudukan pada 2015, Indonesia menargetkan menekan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu hingga 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk mencapai target itu bukan hal mudah karena hingga kini angka kematian bayi dan ibu masih sangat tinggi.

”Target itu dapat dicapai, tapi perlu kerja keras untuk mewujudkannya. Untuk itu, pemerintah akan memberikan peran lebih besar kepada pemerintah daerah guna mencapai target itu,” kata Wapres Boediono saat membuka Konferensi Internasional Memajukan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu untuk Mengurangi Kemiskinan di Yogyakarta, Selasa (26/10).

Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup di Indonesia pada 1992 mencapai 425. Angka itu menurun pada 2007 menjadi 228. Pada 2015, angka kematian ibu ditargetkan 102. Dalam sisa waktu lima tahun, pemerintah harus menurunkan angka kematian ibu melahirkan lebih dari separuhnya.

Sementara angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup di Indonesia pada 1998 adalah 68. Angka itu turun menjadi 34 pada 2007 dan ditargetkan turun lagi hingga 23 pada 2015.

Namun, Boediono mengingatkan, persoalan kependudukan dan pembangunan ke depan akan lebih kompleks. Berbagai persoalan, seperti penyebaran HIV/AIDS, malaria, tuberkulosis, obat-obatan terlarang, dan perdagangan manusia, akan meningkat dan pasti akan memengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Menghadapi kondisi itu, menurut Boediono, negara anggota Kemitraan untuk Kependudukan dan Pembangunan (Partners in Population and Development/ PPD) perlu lebih meningkatkan perannya. Tentang PPD yang lahir dari inisiatif kerja sama Selatan-Selatan, kini beranggotakan 25 negara dengan jumlah penduduk 57 persen dari total penduduk dunia. PPD diharapkan berperan dalam masalah kependudukan baru dalam lingkup dunia yang lebih luas. (MZW)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com