Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Rumah Warga Tersapu Lahar Dingin

Kompas.com - 04/11/2010, 19:34 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com - Lima rumah di kabupaten Sleman, DIY, hanyut akibat banjir lahar dingin di sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi, namun tidak sampai menelan korban jiwa.

"Berdasarkan laporan Komandan Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Sleman Widi Sutikno akibat banjir lahar menyebabkan lima rumah hanyut di antaranya di Dusun Jambu, Desa Umbulharjo, sedangkan lokasi rumah lain yang hanyut belum diinformasikan lebih lanjut," kata Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman Endah Sri Widiastuti, Kamis (4/11/2010) malam.

Endah mengatakan berdasarkan surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM Nomor 2312/45/BGL.V/2010 Tanggal 4 November 2010 tentang Laporan aktivitas Gunung Merapi 3 November 2010 pukul 18.00 hingga 24.00 WIB yang dimaksud dengan radius 15 kilometer dari puncak Merapi adalah di sekitar alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi sektor selatan, tenggara, dan barat daya.

"Alur sungai tersebut meliputi Kali Boyong, Kali Kuning, Kali Gendol, Kali Woro, Kali Bebeng, Kali Krasak, dan Kali Bedog," katanya.

Daftar daerah bencana Gunung Merapi di Sleman yang warganya direkomendasikan untuk dievakuasi sehingga berada dalam radius lebih dari 15 kilometer sesuai radius aman yang ditetapkan Badan Geologi meliputi Glagaharjo (semua dusun), Kepuharjo (semua dusun), Umbulharjo (semua dusun), Hargobinangun (Kaliurang Timur, Kaliurang Barat, Boyong, Ngipiksari, Banteng, Sumberan, Sambi).

Kemudian Pakembinangun (Sambi, Padokan, Duwetsari), Purwobinangun (semua dusun), Girikerto (Ngandong, Nganggring, Keloposawit, Kemiri Kebo, Sukorejo, Pancal), dan Wonokerto (Tunggularum, Gondoarum, Sempu, Balerante).

Kalangan warga diminta menjauhi sejumlah sungai berhulu di Gunung Merapi yang terletak di wilayah perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah karena banjir lahar hingga kini masih terus berlangsung.

"Banjir lahar sudah terjadi. Kini mengarah ke beberapa tempat sehingga warga diminta waspada," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono.

Menurut dia, PVMBG belum bisa memprediksi sejauh mana lahar tersebut akan mengalir.

"Kami belum bisa memprediksinya. Untuk itu warga agar mematuhi instruksi yang dikeluarkan pemerintah. Warga jangan mendekati badan sungai yang dialiri lahar dingin," katanya.

Surono belum bisa memperkirakan jarak banjir lahar gunung teraktif di Indonesia itu hingga berapa kilometer, namun langkah paling penting yang perlu dilakukan warga adalah mematuhi instruksi pemerintah agar terhindar dari anacaman bahaya tersebut.

"Merapi hingga kini masih terus mengeluarkan lava pijar namun karena cuaca mendung maka tidak terlihat secara visual. Erupsi Gunung Merapi pada tahun ini lebih besar dibandingkan pada 1997, 2001, dan 2006," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com