Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Bencana, ASI Tetap Terbaik

Kompas.com - 09/11/2010, 13:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam situasi darurat atau bencana, pemberian air susu ibu secara eksklusif tetap yang terbaik untuk bayi dan anak balita. Memberikan susu formula dalam kondisi itu justru akan menimbulkan masalah baru.

Keterbatasan sarana untuk menyiapkan susu formula, seperti air bersih, dinilai meningkatkan risiko terjadinya diare dan kekurangan gizi, bahkan kematian bayi.

Untuk membantu para ibu memberikan ASI kepada bayi, di sejumlah lokasi pengungsian korban Merapi dan Mentawai telah disediakan ruangan khusus untuk menyusui. Pemerintah juga telah menerjunkan konselor-konselor ASI ke daerah bencana.

"Kalau ibu yang mengungsi masih menyusui, kami bimbing mereka untuk memberikan ASI karena terbukti lebih menguntungkan kesehatan bayinya," ungkap Ratna Rosita, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan dalam acara ONE ASIA (OA) Breastfeeding Partner Forum Ke-7 di Jakarta hari ini (9/11/2010).

Kebijakan tentang pemberian makan kepada bayi ini juga dikeluarkan oleh Badan PBB untuk Masalah Anak-anak (Unicef), Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Ikatan Dokter Anak  Indonesia (IDAI). Dalam panduan disebutkan, pemberian susu formula hanya dapat dilakukan jika telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui ibu dan relaktasi tidak memungkinkan.

Menurut Ratna, pascabencana memang banyak ibu yang mengalami stres sehingga produksi ASI-nya berkurang. Pada kondisi tersebut, pemberian susu formula dan makanan pendamping ASI diizinkan selama dalam supervisi tenaga kesehatan.

"Petugas kesehatan akan membimbing cara pemberian susu formula yang aman, misalnya soal kebersihan botolnya, air, hingga pencuciannya. Cara pemberian yang tidak tepat justru akan menyebabkan bayi diare," katanya.

Dalam kebijakan tentang pemberian makan kepada bayi disebutkan, botol dan dot tidak boleh didistribusikan dan tidak dianjurkan untuk digunakan. Pemberian susu formula hendaknya menggunakan cangkir atau gelas. "Dalam kondisi darurat, dot atau botol biasanya tidak bisa dicuci dengan bersih dan steril," kata drUtami Rusli, Sp.A dalam kesempatan yang sama.

Manajemen pemberian ASI dalam kondisi darurat ini menjadi salah satu topik bahasan dalam ONE ASIA (OA) Breastfeeding Partner Forum Ke-7 yang diadakan di Jakarta mulai hari ini.  Pada kesempatan tersebut beberapa peserta dari negara lain juga akan membagikan pengalamannya. 

Acara ONE ASIA (OA) Breastfeeding Partner Forum yang kali ini dihadiri lebih dari 100 peserta perwakilan dari negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara serta lembaga kesehatan dunia ini mengambil tema "Seruan Mengakhiri Bentuk Promosi Makanan dan Minuman Pengganti ASI".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com