Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stop Susu Formula buat Bayi!

Kompas.com - 10/11/2010, 11:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelarangan iklan susu formula bagi bayi di bawah usia satu tahun bukan tanpa alasan. Rendahnya pemberian ASI bagi bayi dan tingginya risiko yang ditimbulkan oleh susu formula adalah dua di antara banyaknya alasan yang bisa disebut. Selain, tentunya, iklan itu melanggar kode etik pemasaran susu formula.

Baru-baru ini, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih membuat aturan pelarangan iklan susu formula untuk anak usia di bawah satu tahun di berbagai media baik cetak, elektronik, maupun media luar ruang. Aturan lain yang juga ditetapkan adalah melarang rumah sakit, tempat bersalin, ataupun klinik kesehatan yang bekerja sama dengan produsen susu formula.

Aturan ini tentunya sangat disambut positif, terutama oleh kalangan praktisi kesehatan dan lembaga swadaya masyarakat yang sering menjumpai berbagai pelanggaran kode etik susu formula. Di antara mereka ada dr Dien Sanyoto Besar, SpA, IBCLC.

Ia sering melihat, papan nama di boks bayi di rumah sakit atau klinik bersalin menjadi papan iklan susu formula. Di beberapa rumah sakit dan klinik bersalin memang tak jarang terlihat, bayi yang baru lahir diberi susu formula menggunakan botol.

Belum lagi ketika bayi pulang dari rumah sakit, orangtua dibekali bingkisan berisi susu formula untuk bayinya. "Lalu ASI-nya di mana? Menurut saya, ini tindakan yang kejam karena hak bayi tidak dipenuhi dan bayi sudah diperebutkan oleh susu formula," kata dr Dien.

Akibatkan pemberian ASI turun

Sebetulnya, banyak negara sudah menerapkan secara ketat bahwa fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan sebagai tempat untuk promosi susu formula. Produk untuk bayi itu juga tidak diperkenankan untuk diiklankan menggunakan media apa pun. Rumah sakit bahkan tidak dibenarkan mendapatkan susu formula dengan potongan harga, apalagi diberikan secara gratis.

Praktik-praktik promosi seperti ini, tanpa disadari, akan berpengaruh terhadap pemberian ASI. Sebuah studi yang mengamati hubungan antara iklan di majalah pengasuhan dan ASI antara tahun 1972 dan 2000 menemukan bahwa ketika frekuensi iklan untuk susu tambahan meningkat, persentase pemberian ASI menurun.

Adapun studi yang dilakukan oleh US Congressional Accountability Office tahun 2006 menunjukkan bahwa pemberian ASI pada mayoritas ibu yang menerima sampel susu formula gratis di rumah sakit ternyata lebih rendah. Itu sebabnya, promosi susu formula tidak diperbolehkan mengingat efeknya yang dapat memengaruhi pemberian ASI.

Praktik seperti ini juga tidak sesuai dengan kode etik pemasaran susu formula yang diterapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1981.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com