Jakarta, Kompas -
”Cuaca yang sering berubah-ubah antara panas dan hujan beberapa hari terakhir ini adalah kondisi terbaik untuk pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus penyebab DBD,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien Emawati, Sabtu (13/11) di Jakarta Pusat.
Pertumbuhan nyamuk itu kemungkinan berdampak kepada jumlah orang yang terjangkit penyakit DBD. Hingga kini, belum terjadi lonjakan jumlah pasien DBD, tetapi perlu meningkatkan kewaspadaan.
Dari Januari hingga minggu kedua November 2010, penderita DBD mencapai 15.844 orang. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan periode yang sama 2009, yaitu 18.642 orang. Hal itu karena pemberantasan sarang nyamuk setiap Jumat kian efektif di Jakarta
”Laju pertambahan jumlah nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan dengan memberantas sarang nyamuk di setiap rumah. Setiap keluarga rajin menguras bak mandi dan membersihkan tempat yang menjadi sarang nyamuk,” kata Dien.
Sarang nyamuk di pelepah daun dan di gedung-gedung tinggi belum terkendali. Mulai Desember dinkes menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk di berbagai gedung dan taman, serta di permukiman dan sekolah.
Selain DBD, cuaca yang tidak menentu meningkatkan penyebaran penyakit flu. Walau dianggap biasa dan tidak mematikan, flu harus dicegah karena dapat mengganggu produktivitas warga dan meningkatkan risiko kecelakaan di jalan raya.
”Flu dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, makan makanan yang seimbang, dan minum vitamin C jika diperlukan,” kata Dien. Warga yang terjangkit flu disarankan tidak keluar rumah atau memakai masker agar tidak menularkan kepada orang lain.