Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Jutaan Anak Dapat Dicegah

Kompas.com - 20/11/2010, 04:09 WIB

Jakarta, Kompas - Kematian jutaan anak dapat dicegah dengan imunisasi. Namun, masih banyak kendala dalam imunisasi. Hal itu terungkap dalam konferensi pers Immunization, The Future of Health Investment oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia di Jakarta, Jumat (19/11).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 4,5 juta kematian dari 10,5 juta per tahun adalah akibat penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya pneumococcus (28%), campak (21%), tetanus (18%), rotavirus penyebab diare (16%), dan hepatitis B (16%).

Ketua Satuan Tugas Imunisasi IDAI sekaligus pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Sri Rezeki S Hadinegoro, mengatakan, dari data WHO dapat diperkirakan setidaknya 50 persen kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi. ”Namun, Indonesia termasuk sepuluh besar negara dengan jumlah terbesar anak tidak tervaksinasi,” ujarnya.

Dia mengatakan, imunisasi bertujuan memberikan kekebalan spesifik terhadap penyakit atau infeksi tertentu sehingga tumbuh kembang anak tidak terganggu. Tujuan final adalah eradikasi penyakit. ”Pemerintah dan orangtua wajib memberikan upaya kesehatan terbaik,” ujarnya.

Kepala Seksi Standardisasi Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengatakan, pemberian imunisasi dilakukan di tempat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik bersalin, puskesmas, posyandu, dan praktik dokter swasta. Setiap tahun imunisasi rutin dilakukan terhadap sekitar 4,5 juta anak usia 0-1 tahun. Imunisasi rutin itu mencakup BCG, polio, DPT/HB, dan campak. Lewat program Bulan Imunisasi Anak Sekolah diberikan kembali imunisasi campak dan tetanus difteri. Sementara ibu hamil diberi vaksin tetanus toxoid.

Kendala yang dihadapi dalam program imunisasi adalah letak geografis yang sulit dijangkau sehingga pelayanan tak bisa dilakukan setiap bulan. Cakupan imunisasi campak tahun 2009 mencapai 92,1 persen, tetapi belum merata. Sejumlah daerah seperti Papua, Papua Barat, dan Sulawesi Barat masih rendah cakupannya. Masih ada kantong-kantong dengan cakupan imunisasi rendah sehingga dapat menimbulkan kejadian luar biasa campak. (INE)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com