Tangerang, Kompas
Warga yang memakan bubur yang tersaji dengan kaldu mengalami gejala pusing-pusing, mual, muntah, dan buang air besar. Mereka dirawat di Klinik Medang, Pagedangan dan Rumah Sakit As-Shobirin, Serpong, Tangerang Selatan.
Warga lain yang memakan bubur tanpa kaldu ayam tidak mengalami keracunan makanan.
”Kayaknya keracunan makanan dari kaldu ayam di bubur. Tetangga saya, ibu Siti Aisyah, makan bubur dari pedagang yang sama. Tetapi dia tidak menambahkan kaldu ayam. Dia sehat-sehat saja, tidak harus dirawat seperti saya,” kata Husein di RS As-Shobirin, Selasa.
Selain Husein, 39 warga lainnya dirawat di dua tempat tersebut karena keracunan makanan setelah memakan bubur berkaldu ayam. Gejala keracunan mulai muncul tiga jam setelah mereka memakan bubur berkaldu itu.
”Rasa bubur ayamnya beda dari yang biasa saya makan. Ada bau-baunya sedikit. Tetapi karena lapar, ya saya habiskan,” kata Husein.
Korban lain adalah dua bersaudara Wiwit Wulandari dan Ardiansyah juga keracunan. ”Sekitar tiga jam setelah sarapan bubur ayam dengan kaldu, dua anak saya, Wiwit dan Iyan, muntah-muntah, lemas, dan buang air besar,” kata Dwi Puji Astuti (29), yang membeli bubur pukul 07.00.
Zainuri, Pelaksana Surveilans Epidemonologi Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, mengata- kan, 15 warga dirawat di RS As-Shobirin, di antaranya M Rizki (2), Husein (35), Ardiansyah (3), Wiwit Wulandari (9 bulan), Komalasari (8), Santi (2,5), Bagus (15), Sri Rahayu (18), Ida (36), Safe’i (35), Nursinah (40), Yanti (28), dan Ica (6).
”Sebagian warga lainnya masih dirawat di Klinik Medang,” kata Zainuri.
Hingga kini, Zainuri belum bisa memastikan penyebab warga keracunan setelah menyantap bubur ayam itu. Untuk memastikan penyebabnya, muntah, sampel darah, dan feses warga korban diambil untuk diuji ke laboratorium.
Dokter jaga RS As-Shobirin, Rasyid, mengatakan, dugaan sementara warga keracunan bubur. Alasannya, gangguan pencernaan yang menyebabkan warga muntah dan buang air besar terjadi setelah warga makan bubur.