Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Akupunktur Bukan Sekadar Psikologis

Kompas.com - 02/12/2010, 09:39 WIB

KOMPAS.com - Pengobatan tradisional dari China ini telah lama dipertimbangkan sebagai metode alternatif untuk mengobati rasa sakit, seperti sakit kepala, nyeri punggung bawah, atau mual. Dasar pengobatannya adalah menyeimbangkan Yin dan Yang dalam tubuh. Ketika ada penyakit yang disebabkan ketidakseimbangan Yin dan Yang ini, jarum ditusukkan pada beberapa titik tubuh untuk melancarkan jalannya ci (energi), agar fungsi tubuh normal kembali.

Menurut scan dari MRI, akupunktur bekerja langsung ke otak untuk mengurangi rasa sakit yang kita alami. Dengan demikian, pengaruh akupunktur diakui lebih dari sekadar psikologis. Para peneliti mengatakan bahwa teknik yang digunakan akan membatasi aktivitas dalam bagian-bagian otak yang terlibat dalam mengukur rasa sakit, sehingga mengurangi kemampuan pikiran untuk memproses rasa sakit.

"Aktivasi dari beberapa area di otak yang terlibat dalam persepsi rasa sakit diatur melalui akupunktur," kata Dr Nina Theysohn, yang akan mempresentasikan penelitian ini dalam pertemuan tahunan Radiological Society of North America di Chicago.

Sebelumnya, telah dilakukan eksperimen di University of Duisburg-Essen di Jerman, yang mengamati scanning otak dari para relawan yang diberi kejutan listrik secara ringan tanpa akupunktur. Kemudian, kejutan listrik diberikan lagi ketika jarum akupunktur ditempatkan di antara jari-jari kaki, di bawah lutut, dan dekat ibu jari.

"Penemuan kami membuktikan bahwa akupunktur bisa membantu mengurangi rasa sakit," kata Dr Theysohn.

Tahun lalu, The National Institute for Clinical Excellence menyatakan akan mendukung pengobatan tradisional ini dengan menyarankan agar para dokter mempertimbangkan akupunktur sebagai perawatan untuk kasus-kasus nyeri punggung bawah yang tidak spesifik.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com