Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tocophobia, Rasa Takut Melahirkan

Kompas.com - 06/12/2010, 15:18 WIB

 

KOMPAS.com - Ada orang yang takut ketinggian, yang lain takut bulu, atau takut karet gelang. Lalu, ada sejumlah kecil perempuan yang ternyata sangat takut melahirkan. Rasa takut ini jauh melebihi ketakutan rata-rata perempuan pada umumnya tentang konsep melahirkan, sehingga mereka rela melakukan atau mengorbankan apa saja agar tidak mengalaminya. Takut melahirkan ini disebut sebagai tocophobia.

Tocophobia, yang berasal dari bahasa Yunani "tocos" (melahirkan anak) dan "phobos" (takut), dilaporkan menjangkiti satu dari enam perempuan di Inggris. Pada tingkat yang parah, perempuan yang mengidap tocophobia ini bahkan memutuskan untuk tidak hamil, meskipun sangat ingin punya anak. Mereka menempuh cara lain, misalnya mengadopsi.

Studi yang melibatkan 26 perempuan yang diterbitkan di British Journal of Psychiatry edisi tahun 2000 menyatakan bahwa menghindari kehamilan ini merupakan kondisi mengerikan yang terjadi sejak remaja, atau akibat trauma saat persalinan pertama. Phobia ini juga bisa merupakan gejala depresi menjelang persalinan.

Para peneliti menekankan perlunya para dokter untuk menyampaikan kondisi ini. "Hal ini lebih lazim daripada yang dipikirkan orang," kata Erica Lyon, penulis buku The Big Birth Book, yang juga konsultan untuk Tribeca Parenting di New York City.

Eric memberikan konsultasi untuk perempuan-perempuan matang yang menunda mempunyai anak. "Menurut saya, hal ini cenderung terjadi pada perempuan yang kepribadian tipe A," katanya. "Ia mungkin memiliki sejarah depresi atau pernah mengalami kelainan makan."

Umumnya, perempuan memang takut melahirkan karena merasa tidak mampu menahan rasa sakit. Namun banyak juga yang mengkhawatirkan sebab-sebab lain.

"Aku takut tubuhku menjadi rusak. Aku takut mengalami aneurisma dan mati. Aku bahkan takut kalau aku menikah, suamiku tidak tertarik lagi padaku setelah aku melahirkan. Aku takut aku tidak lagi menjadi diriku lagi," keluh Karen DuVall (23), mahasiswi dari Vacaville, California.

Alasan yang dikemukan para perempuan ini memang cenderung tidak rasional. Bila perempuan lain mampu menjalaninya, mengapa sebagian kecil perempuan ini tidak mau, atau tidak sanggup?

Menurut Anna North, contributing editor untuk situs perempuan Jezebel.com, ketakutan ini lebih terjadi karena kita sehari-hari dibombardir dengan kisah tentang selebriti yang sukses menurunkan berat badan, hanya beberapa minggu setelah melahirkan. Kecuali kita mempekerjakan pelatih pribadi dan ahli gizi, kita tidak bisa tampil menarik lagi setelah punya anak (padahal, menarik adalah atribut kita yang paling penting). Akibatnya, kita menganut konsep bahwa yang tubuhnya paling langsing dan kencang adalah yang diterima.

Baginya yang paling penting adalah meningkatkan layanan institusi kesehatan, agar mampu memberikan informasi dan layanan yang terbaik bagi pasien. Selain itu, mengubah konsep mengenai cantik-langsing yang diturunkan para selebriti tadi, karena mereka memang dibayar untuk selalu tampil memukau.

Lepas dari tekanan eksternal yang dialami para perempuan ini, tocophobia sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai metode. Di antaranya, terapi perilaku kognitif yang menggunakan teknik pengurangan rasa takut, atau mengonsumsi obat-obatan antidepresan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com