Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diet Warna Mencegah Kanker

Kompas.com - 09/12/2010, 08:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Apa sebenarnya diet warna itu? Menurut penulis buku What Color is Your Diet?, David Heber, MD, Ph.D., diet warna makanan, terutama sayur dan buah-buahan, sangat baik untuk kesehatan, terutama dalam mencegah kanker. Bukan semata-mata diet untuk menurunkan berat badan.

Gagasan diet ini adalah bahwa pada makanan dengan warna spesifik, terdapat zat gizi spesifik pula. Semakin kuat warna sayur dan buah, kandungan zat gizinya juga semakin banyak.

Inilah beberapa diet dasar dalam sistem kode warna Heber.

Merah. Sayur dan buah berwarna merah kaya likopen, yang mampu mengurangi risiko kanker. Contohnya tomat dan semangka.

Jingga. Makanan jenis ini mengandung alfa dan betakaroten, yang baik untuk menghambat terjadinya kanker. Contohnya wortel dan mangga.

Jingga atau kuning. Warna jingga atau kuning ini mengindikasikan adanya kandungan vitamin C yang baik untuk melindungi sel tubuh. Selain itu juga mengandung betacryptoxanthin, salah satu dari banyak komponen karotenoid. Zat gizi jenis ini bisa didapat dari jeruk, pepaya, dan nektar.

Kuning atau hijau. Sayur berwarna hijau tinggi karotenoid, lutein, dan zeaxanthin yang berkontribusi bagi kesehatan mata. Zat gizi ini terkandung pada bayam dan sayuran berwarna hijau lainnya, kacang hijau, dan alpukat.

Hijau. Sayuran jenis ini mengandung sulforaphane, isothiocyanate, dan indoles, yang menurut Heber dapat merangsang lever untuk membuat komponen yang dapat memecah kimiawi penyebab kanker. Contohnya brokoli, kubis, bok choi, serta kubis brussel.

Putih atau hijau. Makanan ini mengandung flavonoid yang dapat melindungi membran sel. Sumber pangan yang bisa dimanfaatkan adalah bawang putih, bawang bombai, seledri, dan pir. @

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com