Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Hermaprodit asal Bandung adalah Wanita

Kompas.com - 04/02/2011, 19:31 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Hasil pemeriksaan medis berupa tes kromosom dan hormon, menunjukkan, Ina Andriani (5), bocah dari Kampung Pasirhuni, Desa Pasirhuni, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, yang memiliki kelamin ganda (hermaprodit), berjenis kelamin perempuan.

"Dari hasil tes kromoson dan hormon, secara genetika anak saya ini perempuan," kata bapak kandung Ina Andriani, Damin, usai mengambil hasil tes kromosom anaknya di Poliklinik Urologi RS Hasan Sadikin Bandung, Jumat (4/2/2011) sore.

Ia mengatakan, dokter di RS Hasan Sadikin Bandung yang memeriksa Ina menganjurkan agar pihak keluarga Ina melakukan tes darah dan foto rontgen bagian dada terhadap anaknya.

"Tadi kata dokter Alex, diharuskan untuk periksa USG dan me-rontgen dada anak saya, serta tes darah," kata Damin.

Menurutnya, setelah ada hasil tes darah dan foto rontgen tersebut maka pihak keluarga dan dokter akan memutuskan apakah Ina akan dioperasi ganti kelamin atau tidak.

"Setelah ada hasil itu nanti akan dirapatkan oleh dokter dan keluarga, apakah anak saya mau dioperasi atau tidak," ujar Damin.

Sebagai orangtua dirinya tidak akan memaksakan kehendak dan menyerahkan sepenuhnya kepada Ina tentang jenis kelamin yang tidak seperti anak pada umumnya.

"Saya hanya berharap anak saya baik-baik saja, saya inginnya sehat seperti anak lain. Saya nggak masalah kalau nanti dia lebih memilih jadi laki-laki atau perempuan," katanya.

Selama menjalani perawatan medis di rumah sakit, keluarga Ina dibekali oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dengan surat keterangan tidak mampu (SKTM).

"Pelayanan di sini tak ada masalah, biasa saja. Untungnya saya dibekali SKTM," katanya.

Ina Andriani, bocah pasangan Damin dan Rani Marlinda, ini diketahui memiliki kelamin ganda pada umur empat tahun. Pada usia empat tahun, tiba-tiba pada celah bagian vagina Ina tumbuh penis.

Pakar Ginekologi dr Hanny Ronosulistyo SpOG menyatakan, penyebab dari kelamin ganda yang diderita Ina karena kelainan genetik. "Saya memperkirakan ada yang salah dengan kromosom pembentuk seksualitasnya atau tidak sempurna. Dan, ini bisa didiagnosa melalui tes kromosom," ujarnya.

Ia mengatakan, kedua jenis kelamin Ina tidak sempurna baik secara bentuk maupun fungsi. "Nantinya kedua kelamin tersebut akan tidak sempurna tumbuhnya. Maka wajar kalau saat dewasa nanti dia tidak bisa memberikan keturunan karena sistem reproduksinya juga tidak sempurna," katanya.

Pihaknya  mengimbau agar keluarga juga bisa bersifat netral atau tidak memaksakan dalam penentuan jenis kelamin si anak tersebut.

"Saya harap keluarga tidak menekan ke si anak. Jangan sampai karena saat ini dia berkelakuan seperti laki-laki, maka dipaksakan untuk jadi laki-laki. Biarkan saja si anak yang menentukan," ujar mantan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com