Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Arif Melawan Kanker Mata

Kompas.com - 08/02/2011, 15:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Muhammad Arif. Itulah nama yang diberikan kedua orangtuanya kepada bocah berusia hampir empat tahun itu. Di usianya yang baru menginjak empat tahun, kesabaran Arif dan orangtuanya telah diuji.

Pertengahan tahun 2010, dokter memvonis Arif menderita kanker mata atau retinoblastoma. Saat dijumpai di Rumah Singgah Pasien Kanker, kawasan Anggrek Nelly Murni, Jakarta Barat, Arif tengah menikmati tidur siangnya didampingi sang ibu, Endang.

Mata sebelah kiri Arif tampak diperban putih. Ya, bersama ibunya, Arif meninggalkan kampung halamannya di Sungai Durian, Pontianak, sejak bulan Juli tahun lalu. "Sudah setengah tahun lebih di sini, karena Arif dirujuk ke Dharmais," ujar Endang.

Awalnya, Endang dan keluarga besarnya shock saat jagoan kecilnya itu divonis menderita kanker mata stadium tiga. Bahkan, dokter pernah memperkirakan Arif hanya akan bertahan selama tiga bulan saja. Kenyataannya? Takdir Tuhan bicara lain. Arif masih bertahan hingga saat ini.

"Semangatnya tinggi sekali. Kami sebagai orangtua, yang tadinya shock langsung tersadar. Arif membutuhkan dukungan kami untuk kesembuhannya," kata ibu tiga anak ini.

Pada mulanya, Endang mengisahkan, keluhan Arif berawal dari adanya sebuah titik hitam di mata kirinya. Titik itu awalnya dianggap bukan sebuah penyakit. Namun, beberapa hari setelah Arif merayakan ulang tahun ketiganya pada 27 Maret 2010, matanya membengkak.

"Saya pikir, apa katarak ya? Satu malam langsung bengkak. Dan dokter bilang sudah kena kanker mata stadium tiga. Hancur hati saya," ujar Endang dengan suara lirih.

Berbagai pengobatan dilakukan, termasuk pengobatan alternatif. Secara medis, dokter menganjurkan agar dilakukan operasi. Akan tetapi, Endang dan suaminya tak kuasa melihat Arif dengan mata yang kian membengkak.  Di Pontianak, Arif pun menjalani kemoterapi.

"Setelah dikemo, kempis. Tetapi, tiga bulan kemudian muncul benjolan lagi. Akhirnya dirujuk ke Dharmais," kata Endang.

Lebih Sering Menyerang Anak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com