Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Magda, Dokter Muda Teladan

Kompas.com - 10/02/2011, 10:40 WIB

Setiap akhir pekan, kita selalu berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat-tempat relaksasi. Bisa rumah, mall, toko buku atau salon untuk sekedar bersantai. Tapi pernahkah dari kita yang berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat pembuangan sampah?

Ya, tempat pembuangan sampah di Jakarta. Di situlah berkumpul segala bentuk dan bau tak sedap dari barang-barang atau sisa-sisa makanan yang sudah dibuang oleh pemiliknya. Di sana, sampah menggunung dalam arti sebenarnya, ditimbun dalam tumpukan yang teramat tinggi melebihi ketinggian rumah, dan menimbulkan kengerian bila sewaktu-waktu tumpukan tersebut longsor. Gerombolan lalat berwarna hitam, mendengung-dengung dan memenuhi udara, serta bau busuk menebar hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Di situlah, seorang dokter muda bernama Magda yang juga konsultan medis senior di salah satu perusahaan swasta, menghabiskan setiap akhir pekannya. Ia tergerak hatinya untuk membantu para pemulung yang sehari-harinya mengais rejeki dari tumpukan barang-barang yang membusuk itu. Dokter Magda tergerak dan menjawab panggilan hatinya untuk mengulurkan tangan untuk mereka.

Untuk seorang pemulung, apalah artinya fasilitas kesehatan. Bagi mereka, makan, pakaian dan tempat tinggal saja sudah cukup.Fasilitas kesehatan boleh dibilang merupakan suatu kemewahan yang tidak dapat mereka nikmati. Karena alasan itulah, hati dokter Magda tergerak melayani mereka di tempat itu.

Kegiatan dokter Magda, yang semula dimulai dari kegiatan kunjungan sesekali waktu dan pemberian penyuluhan kepada para pemulung tentang kesehatan serta pengobatan di tempat, lama-lama berkembang menjadi kegiatan yang ia lakukan rutin di setiap akhir pekan. Tak jarang, ia mengajak rekan-rekan seprofesinya dan  mengadakan pengobatan masal bagi komunitas pemulung di daerah itu dan membagi-bagikan pula beberapa sarana kebersihan seperti sabun, dan bahkan sepatu boot dan kaos tangan karet, yang membantu melindungi kaki dan tangan pemulung itu dari luka dan infeksi saat mereka bekerja.

 

Semua ini, dilakukan oleh dokter Magda dengan swadaya materi yang ia punyai, dan dukungan dari suaminya serta beberapa rekan-rekannya yang ikut terpanggil untuk membantu kegiatan Magda. Bahkan pernah, suatu saat, ia harus menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk membiayai perawatan berbulan-bulan salah seorang pemulung yang terserang TBC kronis, dan paru-parunya sudah tidak utuh digerogoti oleh penyakit.

Magda menyadari, bahwa kegiatannya di tempat pembuangan sampah ini mempunyai banyak tantangan. Bukan hanya dari segi pendanaan, tetapi juga medan yang ia hadapi. Bau busuk yang menyengat yang bahkan tercium jauh dari tempat itu, lalat yang beterbangan,  dan ancaman infeksi kuman serta gunungan sampah yang beresiko  longsor, menjadi tantangan terbesar di awal pelayanan Magda. Magda sempat hampir menyerah, tetapi ia teringat, bahwa bila ia menyerah, maka akan sulit baginya untuk meyakinkan rekan-rekan seprofesinya yang lain untuk melakukan hal yang sama bagi komunitas terpinggir macam pemulung ini.  

Yang mengharukan, Magda tak pernah kekurangan semangat dalam melakukan pengabdiannya yang luar biasa ini. Para pemulung yang sekarang menjadi teman-teman dekatnya, menjadikan Magda sebagai seorang sosok figur penolong yang menjadi idola mereka, dan menjadi  tempat mereka meminta saran dan nasihat bahkan untuk urusan di luar kesehatan. Yang membuat Magda semakin bersyukur, ia melihat bahwa, semakin ia memberikan pelayanan, semakin banyak pula dukungan dana dan sering kali dukungan tenaga, dari teman-temannya dan orang-orang yang bersimpati pada kegiatan Magda. Saat ini, setelah beberapa lama melakukan pelayanannya sendiri, kegiatan Magda mendapatkan simpati dan dukungan tenaga serta dana dari sebuah Yayasan Swasta. Magda masih mempunyai cita-cita untuk mendirikan klinik kecil yang tidak jauh dari lingkungan pemukiman para pemulung. Beberapa rekan-rekannya sudah menyatakan dukungannya untuk membantu Magda bila klinik nanti itu telah berdiri.

Pernahkah Anda mengenal sosok lain semacam Magda? Seringkali, sosok yang penuh keteladanan seperti Magda ini tidak pernah terekspos dan mendapatkan penghargaan yang semestinya mereka peroleh, serta dukungan bagi kegiatan mereka. Mereka adalah Para Teladan yang memberikan pelayanan dan pengabdian tanpa pamrih, khususnya di bidang kesehatan. Para Teladan semacam ini, bukan hanya para dokter atau tenaga medis yang lain. Tentunya Anda pernah mengenal orang-orang yang meskipun tidak mempunyai latar belakang pendidikan medis, tetapi berdedikasi  untuk memberikan pelayanan bagi komunitas orang dengan penyakit tertentu seperti HIV/ AIDS, Lupus, kanker, dan lain-lain.

Kenalkah Anda akan sosok teladan semacam ini? Kini saatnya Anda memberikan penghargaan lebih kepada Sang Teladan Anda. Daftarkan profil Sang Teladan Anda di www.sangteladan.com dan sebarkan berita pencarian Sang Teladan ini kepada teman-teman Anda. Usaha Anda membantu sebarkan berita pencarian Sang Teladan via Facebook, Twitter, atau email akan mendapatkan kesempatan untuk memenangkan 5 iPad + 100 Tas Laptop.

Bersama Decolgen, mari kita berikan penghargaan bagi pengabdian mulia para teladan yang telah mengabdikan dirinya bagi peningkatan kesehatan di Indonesia, dan jadikan mereka sosok inspiratif yang akan menggugah banyak orang mempunyai keberanian untuk melakukan hal yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com