Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solo Perketat Pengawasan Pasar Unggas

Kompas.com - 28/02/2011, 22:33 WIB

SOLO, Kompas.com - Dinas Pertanian Kota Solo mengaktifkan tim participatory disease surveillance response (PDSR) untuk mengantisipasi merebaknya serangan flu burung terhadap unggas dan manusia.

Tim ini terdiri dari dokter hewan dan paramedik yang dua kali sepekan berkeliling ke kampung-kampung untuk mendapatkan informasi sedini mungkin jika ada unggas atau manusia yang menampakkan gejala terkena flu burung.

Pekan lalu, delapan ekor ayam bangkok milik seorang warga di Kampung Kerten, Laweyan, Solo mati dan hasil uji cepat menyatakan positif flu burung.

Kepala Dinas Pertanian Weni Ekayanti mengatakan, faktor cuaca ekstrim sangat memengaruhi munculnya virus flu burung. Pihaknya kemudian memperketat pengawasan terhadap pasar unggas di wilayahnya, yakni Pasar Ayam di Semanggi dan Pasar Burung di Depok.  

"Sejauh ini belum ada laporan lagi ada unggas atau warga yang menampakkan gejala terkena flu burung," kata Weni, Senin (28/2/11).

Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo untuk sementara melarang lalu lintas keluar masuk unggas dari dan ke Desa Pengkol, Kecamatan Nguter. Sebelumnya, ada 151 ekor ayam bukan ras mati dan hasil uji cepat menunjukkan positif flu burung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Giyarti mengatakan, pihaknya memberikan vaksinasi kepada ayam yang dikandangkan. Namun hal serupa tidak bisa dilakukan untuk ayam yang dilepasliarkan.  

"Sudah pernah kami vaksinasi namun tidak terbentuk kekebalan tubuhnya. Himbauan kami agar pemilik unggas dan peternakan meningkatkan biosecurity," kata Giyarti.

Di Kabupaten Klaten, dilakukan screening terhadap 100 warga di RW 2, Desa Candirejo, Kecamatan Ngawen. Sebelumnya, di desa ini ditemukan ayam bukan ras yang mati. Dari hasil uji cepat diketahui positif flu burung.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Ronny Roekminto mengatakan screening dilakukan terutama terhadap warga yang terpapar unggas mati. "Kami mencari tanda-tanda klinis awal seperti demam. Hingga saat ini belum ditemukan yang menunjukkan gejala klinis tersebut," kata Ronny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com