Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trombofilia Bisa Berakibat Fatal

Kompas.com - 03/03/2011, 07:52 WIB

Pada kehamilan keempat, Andhika diperiksa dengan tes TORCH (toksoplasmosis, infeksi lain, rubela, cytomegalovirus, dan herpes simplex virus). Dari hasil tes, tidak ditemukan virus.

Setelah tes darah lain, baru diketahui, Andhika memiliki risiko trombosis, darahnya mudah mengental. Dokter mengharuskan Andhika disuntik heparin tiap hari sampai bayinya lahir. Suntikan itu diperlukan untuk mengencerkan darah sehingga pasokan oksigen dan nutrisi ke janin berjalan baik.

Bisa dicegah

Berbagai komplikasi, menurut Suharti, dapat dicegah bila trombofilia terdeteksi sejak dini.

Risiko trombofilia paling besar dialami oleh pasien operasi ortopedi. Sebab, operasi tersebut memungkinkan terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh vena (pembuluh darah balik) yang memicu pembekuan darah. Apalagi pasien ortopedi umumnya orang berusia lanjut yang rentan terkena trombofilia.

Selain itu, pascaoperasi ortopedi biasanya orang tidak terlalu banyak bergerak. Padahal, trombosis dapat terjadi jika terjadi imobilitas (tidak bergerak) lebih dari tiga hari.

Hal serupa bisa terjadi pada seseorang yang melakukan perjalanan jauh dalam waktu lama. Duduk lebih dari tujuh jam tanpa berubah posisi mempermudah pengentalan darah.

Diagnosa trombofilia hanya dapat ditegakkan oleh dokter berdasarkan hasil tes laboratorium dan dikombinasikan dengan kondisi klinis pasien.

Jika pasien tidak bermasalah dengan dana, kata Suharti, biasanya akan dilakukan pemeriksaan antibodi, yakni anticardiolipin antibody (ACA). Jika pasien tergolong kurang mampu, dokter akan fokus pada penanganan.

Obat yang digunakan untuk penderita trombofilia bersifat memecah trombosit. Antitrombosit yang paling banyak digunakan dan paling terjangkau adalah aspirin. Namun, penderita radang lambung tidak dapat mengonsumsi obat itu. Biasanya dokter akan memberi obat lain yang tak memiliki efek samping ke lambung bagi penderita radang lambung, seperti clopidogrel.

Alternatif lain adalah obat antikoagulan yang bekerja pada plasma darah. Biasanya antikoagulan yang digunakan adalah warfarin.

Banyak pasien, tutur Suharti, bertanya sampai kapan mereka harus minum obat untuk menjaga agar darahnya tidak mengental. ”Saya tidak pernah bisa menjawab pertanyaan itu. Paling saya bilang obatnya dianggap vitamin saja,” katanya. (Amanda Putri Nugrahanti)

 

BACA JUGA : Minum Obat, Hindari Jus Buah!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com